Page 100 - LAYOUT_KUMPULAN_CERPEN_160222_Neat
P. 100

bersama Arya. Kopi latte kesukaan Raina dan kopi hitam dengan
          dua sendok gula untuk Arya.

               Di tempat ini pula Raina dan Arya banyak berdiskusi dan

          saling melempar argumentasi terkait pekerjaan. Terkadang rekan-
          rekan kerja yang lain juga ikut berdiskusi. Tapi tak jarang mereka
          akan menjauh apabila perdebatan memanas dan mendekati

          jalan buntu. Tak hanya urusan kantor, di tempat inilah awal mula
          dia dan Arya berbicara dan merangkai cerita masa depan.

               “Laporanku sudah jadi, Mas,” kata Raina, sambil matanya
          menatap ke gedung di depan kantor mereka.

               “Jadi opsi apa yang diambil?” tanya Arya.


               “Pemerintah harus mengatur secara rinci subsidi apa yang
          akan diberikan ke perusahaan ekspedisi pelat merah itu. Kalau
          itu belum selesai, kita nggak akan masuk dulu,” terang Raina.


               “Wah, bagus itu. Jadi jelas, bisa tepat sasaran,” sahut Arya.

               “Benar, sistemnya harus diperbaiki. Kita sudah diskusi dan
          kasih alternatif ke manajemennya. Bisnis mereka harusnya bisa
          makin  berkembang,  high potential.,  Apalagi  kondisi  sekarang

          orang gila-gilaan belanja  online, jaringan mereka sangat luas
          sampai pelosok negeri, mereka harusnya bisa memanfaatkan
          keuntungan itu dan melihat perkembangan kondisi terkini,” kata
          Raina panjang lebar.


                                        ***



          88    Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105