Page 8 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 8

persoalan lainnya seperti adanyamasyarakat Papuyang tertindas (perempuan, anak-

                        anak, dan laki-laki) oleh sistem.
                               Citra  diri  tokoh  perempuan  yang  diciptakan  oleh  pengarang,  umumnya

                        mencerminkan  kondisi  kaum  perepuan  pada  saat  karya  novel  itu  dibuat

                        (Djajanegara, 1995). Atau merupakan pengalaman batin dan masa lalu pengarang
                        yang melahirkan ideologi feminis dalam karya sastra yang dibuatnya. Oleh karena

                        itu, setiap representasi citra diri tokoh perempuan akan berkaitan dengan persoalan-
                        persoalan ketidakadilan gender. Sebagaimana yang diutarakan oleh Fakih (2013)

                        bahwa persoalan gender di masyarakat dapat melahirkan ketidak adilan gender.

                               Representasi citra diri tokoh perempuan pada tujuh novel Angkatan 2000
                        dalam  buku  ini  menggunakan  gabungan  teori  tentang  citra  diri  manusia  dari

                        pendapat Brown (1998, hlm. 93 - 105), Brook (1974, hlm. 40), Rakhmat (2028,
                        hlm. 123), Sofia dan Sugihastuti (2003, hlm. 190), Kuntjaraningrat (2015, hlm. 84

                        - 88), yang kemudian diadaptasi oleh Satoto (1994, hlm. 45) ke dalam citra tokoh
                        prempuan dalam karya sastra. Muatan feminisme yang ada dalam tujuh karya novel

                        ini  sudah  berkembang  ke  kajian  feminisme  transformasi  gender  (Fakih,  2013),

                        karena dalam karya-karya novel tersebut tidak hanya menggambarkan persoalan
                        ketidakadilan  gender  kaum  perempuan,  namun  menggambarkan  pula  tentang

                        ketidakadilan oleh sistem dalam bentuk penindasan pada kaum perempuan dan laki-
                        laki.  Hal  ini  berkaitan  dengan  terjadinya  perubahan  (transformasi)  sosial  pada

                        masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.

                               Bab  satu  dalam  buku  ini  dibahas  tentang  sastra  Angkatan  2000  dan
                        problematikanya.  Pada  bab  dua  membahas  tentang  para  pengarang  dalam  tujuh

                        novel terbaik Angkatan 2000. Kemudian pada bab tiga membahas tentang gerakan
                        feminis dalam Angkatan 2000. Selanjutnya pada bab empat membahas tentang citra

                        diri tokoh perempuan dalam tujuh karya novel terbaik Angkatan 2000. Pada bab

                        lima  membahas  tentang  pembelajaran  literasi  sastra  feminis  dengan  pendekatan
                        citra tokoh perempuan dalam tujuh karya novel terbaik Angkatan 2000.

                             Untuk mengkaji citra diri tokoh perempuan yang terdapat dalam tujuh karya
                        novel  Angkatan  2000,  maka  digunakan  dua  pendekatan  sastra,  disertai  dengan







                                                                                                      2
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13