Page 307 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 307

dengan upaya mengenal diri. Satu di antaranya adalah neurosains (ilmu
            tentang otak). Neurosains menyumbang banyak dalam ilmu mengenal
            diri. Satu di antaranya adalah metakognisi.
                Dari perspektif ilmu kognitif, mengenal diri disebut juga sebagai
            Metakognisi. Dikenalkan pertama kali oleh John Flavell tahun 1970-
            an yang mengacu pada proses kognitif yang terlibat dalam kegiatan
            ‘berpikir tentang berpikir’. Semula dipakai terkait kemampuan sese-
            orang memahami bagaimana ia mengingat dan bagaimana meningkat-
            kan kemampuan ini dalam proses pembelajaran. 680
                Metakognisi adalah kesadaran otomatis peserta didik tentang pe-
            ngetahuan mereka sendiri dan kemampuan mereka untuk memahami,
            mengendalikan, dan memanipulasi proses kognitif mereka.  Peneli-
                                                               681
            tian sebelumnya telah menunjukkan bahwa siswa yang memiliki ke-
            terampilan metakognitif mampu tampil lebih baik dalam studi mereka
            dan berprestasi tinggi.  Keterampilan ini juga disebut sebagai kete-
                                682
            rampilan berpikir tingkat tinggi yang diperlukan untuk membantu
            individu menjadi lebih mudah beradaptasi, fleksibel, dan mampu me-
            ngatasi dalam konteks masyarakat informasi yang berkembang pesat.
                                                                      683
            Siswa yang berprestasi tinggi dalam membaca, menulis, matematika,
            dan sains juga menunjukkan tingkat pengetahuan metakognitif yang
            lebih tinggi dan telah mengembangkan kemampuan yang lebih besar
            dalam pengaturan diri. 684

              Manusia, terbit di Manado 1995; dan buku kedua (yang berasal dari disertasi di
              UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009) berjudul “Tuhan dalam Otak Manusia”
              (terbit di Bandung oleh Penerbit Mizan, 2012).
            680  J. H. Flavell, “Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of Cogni-
              tive Developmental Inquiry,” The American Psychologist, no. 34 (1979): 906–911.
              https://psycnet.apa.org/doi/10.1037/0003-066X.34.10.906
            681  C. D. Frith dan U. Frith, “Interacting Minds—a Biological Basis,” Science, no. 286
              (1999): 1692–1695.                                             Buku ini tidak diperjualbelikan.
            682  R. J. Sternberg, Beyond IQ: a Triarchic Theory of Human Intelligence (Cambridge:
              Cambridge University Press, 1985), 43–118.
            683  J. H. Flavell, “Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of Cogni-
              tive Developmental Inquiry,” 906–911.
            684  L. Baker dan L. Cerro, “Assessing Metacognition in Children and Adults,” dalam
              Issues in the Measurement of Metacognition (Lincoln: Buros Institute of Mental
              Measurements, University of Nebraska, 2000).


           288    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312