Page 322 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 322

na kegiatan jenis ini menghubungkan aktivitas sistem A (Amigdala dan
              lain-lain yang cenderung emosional) dan sistem I (Insula dan lain-lain
              yang cenderung rasional). Bentuk dan nada, dan fitur lain seperti sime-
              tri dan keindahan memicu sistem-A, menghasilkan kesenangan hedo-
              nis terkait indra dan sensasi.  Ketika karya seni itu memicu ingatan
                                      720

              istimewa dan pengetahuan, maka sistem-I diaktifkan. 721  Pengalaman
              menyenangkan bagi kedua sistem ini didapat tatkala sensasi fisiknya
              menimbulkan kesenangan sekaligus mendapatkan signifikansi pribadi
              untuk hal-hal yang bermakna.
                  Secara neuroanatomi, insula menghubungkan sistem-A dan
              sistem-I ini. Insula adalah area otak yang terlibat dalam pemrosesan
              sinyal interosepsi yang berasal dari dari organ-organ dalaman tubuh
              (organ viseral) interoseptif dari tubuh (interoceptive awareness of bodily
              states). Misalnya, ketika tubuh memberikan isyarat rasa kenyang, maka
              aktivitas makan akan segera dihentikan.  Interpretasi terhadap sinyal
                                                722
              interoseptif ini yang dipelajari terkait dengan peristiwa-peristiwa se-
              belumnya dan informasi kontekstual dianggap membentuk dasar dari
                                                                        723
              fungsi emosional yang sehat dan pengambilan keputusan yang baik.
                  Kegiatan seni, altruistik, dan transendental menghubungan ke-
              senangan jangka pendek sensasional dengan pencapaian jangka pan-
              jang yang lebih esensial. Kegiatan yang menghasilkan pola aktivasi ho-
              listik ini adalah kegiatan yang tidak hanya menyenangkan dan berman-


              720  S. Kühn dan J. Gallinat, “The Neural Correlates of Subjective Pleasantness,” Neu-
                roimage 61, no. 1 (2012): 289. Lihat juga V. N. Salimpoor dkk., “Interactions
                between the Nucleus Accumbens and Auditory Cortices Predict Music Reward
                Value,” Science 340, no. 6129 (2019): 216–219. 10.1126/science.1231059
              721  P. N. Juslin dan D. Västfjäll, “Emotional Responses to Music: The Need to Con-
                sider Underlying Mechanisms,”  The Behavioral and Brain Sciences  31, no. 5
                (2008): 559–575, diskusi 575–621. 10.1017/S0140525X08005293. Lihat juga J. F.  Buku ini tidak diperjualbelikan.
                Christensen dkk., “Affective Responses to Dance,” Acta Psychologica 168, (2016):
                91–105. https://doi.org/10.1016/j.actpsy.2016.03.008
              722  A. Alkozei dan W. D. Killgore, “Emotional Intelligence Is Associated with Re-
                duced Insula Responses to Masked Angry Faces,” Neuroreport 26, no. 10 (2015):
                567–71. 10.1093/scan/nsy001
              723   J. F. Christensen, “Pleasure Junkies All Around! Why It Matters and Why ‘The
                Arts’ Might Be the Answer: A Biopsychological Perspective.”


                                                           Self Control  303
   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327