Page 368 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 368
Pendapat Cajal dikutip untuk menunjukkan bahwa sudah sejak
awal abad ke-19 pengetahuan tentang neuroplastisitas otak itu diketa-
hui meskipun implikasi praktis dalam terapi maupun psikoterapi ti-
dak mendapat tempat yang pantas. Sekiranya pengetahuan ini disadari
sejak dini pasti akan ada banyak kemajuan dalam ilmu pengetahuan.
Setidaknya, di satu pihak, ilmuwan akan bisa menerima bagaimana
agama dan spiritualitas bisa mengubah struktur otak. Depresi, cemas,
penyakit obsesif-kompulsif, atau recovery penderita stroke, bisa dide-
kati dengan ritual-ritual (latihan mental) yang disiapkan oleh agama.
Sebagai telah dikutip sebelumnya, agama memiliki elemen-
elemen yang bernilai positif untuk mengobati gangguan mental ini.
Ajaran-ajaran agama dan praktik-praktik spiritual sangat signifikan
dalam memberikan kekuatan pikiran positif pada manusia. Syukur, ta-
bah, sabar, optimis, tangguh—penulis menyebutnya sebagai Cognitive
Transcendence Strategies (CTS) yang terdiri dari willpower, resilience dan
self-control—adalah sebagian kecil ajaran agama yang jika dipraktikkan
secara sistematis dan teratur akan berkontribusi dalam perbaikan peri-
laku. Selain perilaku sehat (health beavior) dan dukungan sosial (social
support) yang diajarkan agama dan berkontribusi terhadap kesehatan,
agama dan spiritualitas juga mengajarkan coping strategy yang penting
bagi kesehatan mental. Ini terjadi melalui mekanisme neuroplastisitas
otak.
Broca, Wernicke dan Brodmann—3 ahli anatomi awal abad ke-19
yang karya mereka tak bisa dipisahkan dari kisah sejarah neuroplastisi-
tas otak—sepertinya menanamkan sebuah keyakinan bahwa area-area
itu sudah terspesialisasi, khas dan karena itu akan tetap begitu. Arti-
nya, area Broca tetap pada tempatnya, area Wernicke juga, dan area-
area motorik (misalnya untuk lidah, jari dan tangan) akan tetap di situ
tempatnya. Namun, apakah memang demikian adanya? Tidak bisakah Buku ini tidak diperjualbelikan.
area untuk lidah sekali waktu akan jadi area untuk perabaan, atau area
untuk melihat menjadi area untuk mendengar?
Pertanyaan ini kemudian berkembang dan menjadi sangat di-
namis sehingga melahirkan sejumlah pertanyaan yang lebih rinci dan
menantang. Peta area otak, antara lain yang dikenal dengan istilah
homunculus motorik (untuk menata gerakan) dan homunculus sen sorik
Self Control 349