Page 33 - Akutansi Perbankan Syariah Kelas XI (Edit)_Neat
P. 33

Akuntansi Perbankan Syariah XI PS





                                                           BAB VI
                                                AKUNTANSI MURABAHAH

                    A.  Konsep Jual Beli Murabahah
                               Kata Murabahah diambil dari Bahasa Arab dari kata ar-ribhu yang berarti
                        kelebihan  atau  tambahan  (keuntungan),  atau  murabahah  juga  berarti  Al-Irbah
                        karena  salah  satu  dari  dua  orang  yang  bertransaksi  memberikan  keuntungan
                        kepada  lainnya.  Sedangkan  secara  istilah,  Ba’iul  Murabahah  adalah  jual  beli
                        dengan harga awal disertai dengan tambahan keuntungan.
                               Murabahah  menekankan  adanya  pembelian  komoditas  berdasarkan
                        permintaan konsumen, dan proses penjualan kepada konsumen dengan harga jual
                        yang merupakan akumulasi dari biaya beli dan tambahan profit yang dinginkan.
                        Dengan  demikian,  apabila  terkait  dengan  pihak  bank  diwajibkan  untuk
                        menerangkan  tentang  harga  beli  dan  tambahan  keuntungan  yang  dinginkan
                        nasabah. Dalam konteks ini, bank tidak meminjamkan uang kepada nasabah untuk
                        membeli komoditas tertentu, akan tetapi pihak banklah yang berkewajiban untuk
                        membelikan komoditas pesanan nasabah dari pihak ketiga, dan kemudian dijual
                        kembali kepada nasabah dengan harga yang disepakati kedua belah pihak.

                    B.  Landasan Hukum Jual Beli Murabahah
                                                             
                               
                                                                                                   
                                                                            
                                                                                      
                                                                    
                                                                      
                                           
                                                                                         
                                    
                                                                       
                                                                        
                                                       
                                                                                
                                                        
                                                                                                    
                                                                                               
                                                             
                                                                                           
                                                                                                
                                                                                          
                                                                                     
                                                                                    
                                                                 
                                                               
                                                                                            
                                                                                                      
                                                                                                      
                               “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
                        sesamamu  dengan  jalan  yang  batil,  kecuali  dengan  jalan  perniagaan  yang
                        Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
                        dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
                                                                                  
                                                                                           
                                                                                                     
                                                                                
                                                                                        
                                                                                 
                                                                                             
                                 “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
                               Dalam ayat ini Allah mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli secara
                        umum,  serta  menolak  dan  melarang  konsep  ribawi.  Berdasarkan  ketentuan  ini,
                        jual beli murabahah mendapat pengakuan dan legalitas dari syariah, dan sah untuk
                        dioperasionalkan  dalam praktek pembiayaan bank syariah karena ia merupakan
                        salah satu bentuk jual beli dan tidak mengandung unsur ribawi.

                    C.  Syarat dan Rukun Jual Beli Murabahah
                             Rukun Murabahah
                               1.  Adanya pihak-pihak yang melakukan akad
                               2.  Obyek yang diakadkan
                               3.  Akad/sighat
                             Syarat Jual Beli Murabahah
                               1.  Mengetahui harga pokok (harga beli)
                               2.  Harga pokok dapat dihitung dan dikur.
                                                                                                     31
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38