Page 367 - A Man Called Ove
P. 367

A Man Called Ove

            kekacauan daripada yang diperlukan. Sonja selalu tidak suka
            jika dia membuat kekacauan.

                Ove mengenakan sepatu resmi dan baju setelannya lagi.
            Setelan itu kotor dan masih berbau asap knalpot, tapi apa
            boleh buat. Dia menimbang-nimbang senapan di tangannya,
            seakan sedang mengecek pusat gravitasinya. Seakan ini
            akan memainkan peranan menentukan dalam keberhasilan
            upayanya.
                Dia membalik dan memutar senapan itu, mencoba
            mengarahkan moncongnya seakan dia hendak melipat
            senapan itu menjadi dua. Ove tidak tahu banyak mengenai
            senjata, tapi kurang lebih orang pasti ingin tahu apakah
            dirinya punya alat yang layak. Dan, karena Ove menganggap
            orang-orang tidak bisa menguji kualitas senapan dengan
            menendangnya, dia memutuskan bahwa hal itu bisa dilakukan
            dengan membengkokkan dan menariknya, untuk melihat
            apa yang terjadi.

                Ketika Ove sedang berbuat begitu, terpikir olehnya bahwa
            mengenakan pakaian terbaik mungkin gagasan yang sangat
            buruk. Akan ada banyak sekali darah pada setelan itu, pikir
            Ove membayangkan. Tampak konyol. Jadi, dia meletakkan
            senapan itu, pergi ke ruang duduk, melepas pakaian, melipat
            setelan itu dengan cermat dan meletakkannya dengan rapi
            di samping sepatu resminya.
                Lalu dia mengeluarkan surat berisikan semua instruksi
            untuk Parvaneh, dan menulis “Kuburkan aku dengan memakai
            setelanku” di bawah judul “Pengaturan Pemakaman” dan
            meletakkan surat itu di atas tumpukan pakaian. Dia sudah
            menyatakan dengan jelas dan gamblang bahwa tidak boleh

                                       362
   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372