Page 11 - Flipbook Konservasi Elang Jawa
P. 11
banyak pepohonan yang rimbun. Akses jalan menuju ke sana sudah
bagus, bukan merupakan jalan yang banyak terdapat bebatuan.
Untuk masuk ke dalam hutan lindung, kita harus bertemu
dengan kuncen yang menjaga tempat tersebut terlebih dahulu karena
tidak sembarang orang bisa masuk ke sana, meskipun kawasan tersebut
terbuka untuk umum, beliau merupakan Sekretaris Desa Bahara
Dibagian paling depan KEE terdapat portal dan pintu masuk
menuju hutan lindung yang di kunci, dan hanya beliau saja yang
memiliki kunci untuk membukanya. Setelah melewati portal, untuk
sampai ke hutan lindung terdapat jembatan penyembrangan yang
terbuat dari kayu yang kokoh. Beliau menuturkan, hutan lindung
tersebut merupakan kawasan wisata yang bisa didatangi oleh siapa saja.
Namun, dengan catatan harus dengan niat yang baik. Karena apabila
memiliki niat yang buruk, maka biasanya akan dibuat linglung,
disesatkan, atau dibuat berputar-putar pada tempat tersebut karena
hutan lindung ini merupakan tempat yang disakralkan oleh masyarakat
sekitar dan merupakan warisan dari para leluhur.
Masyarakat sekitar pun mendukung adanya Kawasan
Ekosistem Esensial (KEE) Cipanjalu, hal tersebut terlihat dari sikap
patuh masyarakat terhadap aturan yang ada di sana serta mereka
bersama-sama menjaga kawasan tersebut.
B. Kondisi Ekologi
1. Satwa
Elang jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan salah satu jenis
burung pemangsa endemik Pulau Jawa. Selain itu, burung elang jawa
ditetapkan sebagai lambang negara Indonesia (Widyastusi, 1993 dalam
(T. W. Widodo et al., 2020)). Dalam suatu ekosistem keberadaan
burung pemangsa sangat penting, karena posisinya dalam piramida
atau rantai makanan adalah sebagai pemangsa puncak. Oleh sebab itu,
6