Page 15 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 15
sesuatu dari ibu mereka. Para remaja duduk-duduk sambil memegang
HP, kemungkinan sedang kirim SMS dengan seseorang. Para bapak
tampak sibuk sekali ada di sekitar perahu, ada yang memperbaiki perahu,
sebagian yang lain memperbaiki jaring. Suasana khas pemukiman pantai
dengan seabreg aktivitas yang dilakukan.
“Siang Kak, Tante, kita permisi lewat,” Sutriani melempar senyum
dan mengucap salam kepada sejumlah ibu-ibu yang sedang berbincang.
Para ibu dengan ramah menyambut Sutriani, beberapa dari mereka
sudah saling kenal karena Sutriani beberapakali bertandang ke Karang
Ria. Mereka saling menyapa dengan senyuman ramah.
“Kakak mau nengok Non Elen, ya?”
“Iya, sudah lama tidak menenggok anak dan cucu.”
“Wah, lama juga nggak lihat kakak. Sehat saja, Kak? “ tanya
seorang perempuan bertubuh gendut.
Sutriani tersenyum,” Biasalah, badan tua. Sudah sering
kecapekan.”
“Jangan terlalu banyak kerja keras, Kak,” sahut perempuan yang
lain.
“Kalau nggak kerja, mana bisa kita dapat makan?” sahut Sutriani
sambil tertawa membalas keramahan warga Sario.
“Betul….” Sahut mereka serempak.
“Hasil melautnya bagus, Kak?”
“Ya, begitulah. Tidak pasti, terkadang lumayan, tapi lain waktu
cukup buat beli bensin saja,” kata Sutriani.
“Sama saja, Kak. Di sini terkadang tidak banyak ikan yang dibawa
pulang,” kata seorang ibu menimpali pembicaraan mereka.
Setelah berbasa basi sejenak, Sutriani meneruskan langkahnya.
Di depan sudah kelihatan rumah anaknya.
“Elen, ada di rumahkah, kau?” sambil memanggil nama anaknya,
Sutriani bermaksud mengetuk pintu. Tetapi niatnya diurungkan karena
mendengar percakapan anak dan menantunya.
Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 15