Page 16 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 16

“Keadaan semakin sulit, ikan susah di cari.  Entah sampai kapan
        kita  bisa bertahan,”keluh Rudy, suami Elen. Terdengar suaranya berat
        pertanda ada beban yang dipikirkan. Menantu Sutriani sosok nelayan
        pekerja keras. Badan Rudi tinggi besar dengan tato di lengan kanannya.
        Sejak muda  Rudi  sudah  membantu ayahnya mencari ikan di  tengah
        laut.  Sebagai anak nelayan  yang  sudah  hidup  dilaut  bertahun-tahun,
        Rudi  merasakan  tidak  ada  perubahan  yang  berarti  dalam  hidupnya.
        Penghasilan pas-pasan dan jarang mendapatkan uang lebih.  Hasil melaut
        ayahnya tidak pernah bertahan lama untuk membiayai keluarganya.
        Sebenarnya Rudi  pernah  merasakan putus  asa melihat pekerjaan
        yang  tidak  bisa  mencukupi  kebutuhan  sehari-hari.  Ia  ingin  mencari
        pekerjaan  yang lebih  layak  sehingga mencukupi  kebutuhan  keluarga.
        Tetapi pendidikannya yang hanya lulus SD menyulitkan dirinya mencari
        pekerjaan selain nelayan.   Rudi rela mengubur impiannya. Ia maklum
        dengan kemampaun orangtuanya. Bahkan ia rela  hanya lulus SD saja,
        karena mengalah untuk biaya pendidikan adik-adiknya yang berjumlah
        tiga  orang.  Bahkan  di  usia  muda,  Rudi  rela  menjadi  buruh  angkut  di
        pasar saat pagi-siang hari dan sesekali bekerja  serabutan membantu
        membersihkan rumah orang-orang kaya yang membutuhkan tenaganya.
        Waktu istirahat Rudi hanya  sore hari sebelum berangkat melaut.
               “Papa  yang sabar ya.  Mama juga berusaha  untuk membantu,
        tetapi belum bisa membantu banyak. Penghasilan Mama pas-pasan,”
        jawab Elen.
               Sebagai seorang istri yang sangat mengerti keadaan suaminya,
        Elen  tidak  hanya  berpangku  tangan.  Setiap  harinya  Elen  membantu
        menjual ikan di Tempat Pelelangan Ikan. Hasilnya memang tidak terlalu
        banyak, tetapi lumayan untuk menambah penghasilan keluarga.
               “Tambatan  perahu  semakin  berkurang.  Papa  juga  khawatir
        perahu pecah karena terhantam ombak.”
               “Perahu Oda bisakah  diperbaiki, Pa?” Kemarin pagi saat pulang
        melaut, perahu Oda terhantam ombak. Hasil melaut semalam kandas
        dalam sekejap. Sepertinya dalam waktu yang cukup lama Oda tak bisa
        lagi melaut. Oda, salah satu teman melaut Rudi, dari kampung sebelah.



        16                                  Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21