Page 21 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 21
Ditahannya rasa kangen kepada Elen dan kedua cucunya. Bukan
waktu yang tepat untuk berkunjung, batin Sutriani. Senyum Rais dan Ani
bermain di depan matanya, menggodanya untuk tetap singgah. Dengan
sedih, Sutriani melangkahkan kaki menjauh dari rumah anaknya.
Saat melewati rumah penduduk, Sutriani masih melihat
beberapa ibu-ibu dengan kegiatan yang sama saat dia lewat tadi.
Sutriani memberikan salam dan berlalu dengan cepat. Tak ingin banyak
pertanyaan yang harus dia jawab. Ada rasa putus asa merayapi hatinya,
ada yang terasa hilang dari jiwanya. Secepatnya ditepiskan rasa putus asa
dari hatinya. Anaknya bukan menjadi haknya setelah mempunyai suami.
Elen berhak untuk memikirkan hidupnya sendiri, kebutuhan suami dan
anak-anaknya. Mestinya sebagai ibu yang baik, ia tidak lagi mencampuri
urusan anaknya. Apalagi kondisi anaknya tidak lebih baik dari kondisi
keluarganya. Mudah-mudahan hari ini laut bersahabat dengan nelayan,
hingga hasil pancingan bisa dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan,
batin Sutriani. Masih ada asa yang tersimpan dihatinya. Paling tidak ia
harus selalu berusaha. Sutriani mempercepat langkah kaki rentanya.***
Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 21