Page 18 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 18
Padahal nelayan yang berkaitan langsung dengan proyek tersebut.
Mungkinkan nelayan dikesampingkan karena tidak terlalu dianggap?
Padahal selama ini kebutuhan ikan di Manado banyak disediakan dari
nelayan Karang Ria, untuk dikonsumsi warga Manado juga sebagian di
ekspor.
Nalurinya sebagai manusia dan nelayan mendorong untuk
melakukan sesuatu, yakni melawan. Bersama dengan rekan-rekannya
dan berkat dorongan dari MITRA, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat,
dibentuklah organisasi nelayan sebagai alat perjuangan. Tidak mudah
untuk memberikan pemahaman dan menyatukan nelayan, apalagi tidak
semua nelayan mandiri, karena hampir 75% nelayan menggantungkan
hidupnya dari nelayan pemilik perahu besar.
Kerja keras MITRA, Rudi dan pengurus organisasi nelayan bisa
mendorong pertemuan nelayan dengan pemerintah Manado, baik dari
tingkat kelurahan, kecamatan, DPU kota Manado dan DPU provinsi
8
Sulawesi Utara sampai bertemu langsung dengan Gubernur.
Perjuangan nelayan tidak mudah, godaan kerap kali menghampiri
para nelayan sesuai melakukan dialog. Pengembang memberikan iming-
iming uang ganti rugi, pembangunan rumah bagi nelayan, dengan syarat
jika penolakan nelayan diakhiri. Di sini kesatuan, kekompakan dan
kesetiaan nelayan diuji. Meskipun ada beberapa nelayan yang sempat
tergoda tetapi bisa disadarkan kembali. Pada akhirnya, meskipun tidak
sepenuhnya tuntutan nelayan dipenuhi, pemerintah dan pengembang
bersepakat mengabulkan aspirasi nelayan. Boulevard tetap dibangun,
tetapi nelayan tetap mendapatkan ruang untuk tambatan perahu.
Tak hanya itu, pemerintah juga membangun pemecah ombak untuk
mengurangi resiko perahu pecah.
**
“Kasihan, padahal anak-anaknya harus bayar sekolah,” kata Elen pelan.
“Ya, nasib kita juga tak terlalu beda jauh dengan Oda. Uang
bayaran sekolah Andi dan Rus belum tersedia. Mudah-mudahan nanti
8 DPU : Dinas Pekerjaan Umum
18 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com