Page 80 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 80
iklim membuat ikan-ikan semakin sedikit. Penimbunan pantai juga
mengurangi jumlah ikan di laut Manado. “ jawab Daud.
“Ikan-ikan bermigrasi ke laut lain, ya, Pak?”
“Bisa jadi. “
“Kemungkinan dampak terbesar karena reklamasi pantai itu,”
sela Theo tertarik dengan pembicaraan Daud dan Lusi.
“Bapak menjadi nelayan sejak kapan?” tanya Wulan.
“Dari remaja. Bapak hanya tamatan STM. Setelah itu membantu
orangtua mencari ikan.”
“Memangnya dulu sebelum reklamasi ikan-ikan mudah didapat?”
tanya Lusi antusias.
Daud menatap Lusi sambil tersenyum. Gadis didepannya terlihat
semakin penasaran.
“Banyak perbedaan dari sebelum reklamasi?” Lusi semakin
gencar bertanya.
“Wah, mulai, nih. Kau itu kalau sudah tertarik nggak ada
habisnya,” ledek David.
Tanpa dikomando teman-teman Lusi tertawa.
Lusi tidak menanggapi ledekan teman-temannya. Mata bulatnya
menatap Daud tidak sabar.
“Hehe. Iya. Dulu kita bisa pulang membawa ikan 20-30 kilo
semalam. Rasanya ikan-ikan bersahabat dengan nelayan. Sekarang
susah. Dapat ikan 10 kilo saja hanya sesekali. Paling-paling bawa ikan 7
kilo.“
Lusi mangut-mangut. Membayangkan susahnya kehidupan
nelayan saat ini. Ia patut bersyukur karena hidupnya selalu berkecukupan.
Sekitar duapuluh menit kemudian angkuta berhenti di dekat
dermaga. Daud turun dari angkuta setelah menemani Lusi membayar
uang sewa angkuta.
Udara panas menyergap mereka saat menjejakkan kaki di
dermaga. Angin pantai yang bertiup tidak mampu mengurangi rasa
gerah. Justru terasa lembab dan kotor karena uap air laut bercampur
pasir menerpa wajah dan masuk ke dalam pori-pori kulit.
Daud bersama Theo menemui pengemudi kapal yang akan
80 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com