Page 31 - Bab. 7 Polusi Lingkungan
P. 31

Cemaran  hidrokarbon  yang  paling  penting  adalah  CH4  (metana)  ±  86%  dari
                                emisi total  hidrokarbon,  dimana  yang  berasal  dari  sawah  11%, dari rawa  34%,
                                hutan tropis  36%,  pertambangan  dan  lain-lain  5%.  Cemaran  hidrokarbon  lain  yang
                                cukup penting adalah emisi terpene (a-pinene p-pinene, myrcene, d-Limonene) dari
                                tumbuhan  ±  9,2  %  emisi  hidrokarbon  total.  Sumbangan  emisi  hidrokarbon  dari
                                sumber antrofogenik 5% lebih kecil daripada yang berasal dari pembakaran bensin
                                1,8%, dari insinerator dan penguapan solvent 1,9%.
                                      Metana merupakan cemaran gas yang bersama-sama dengan CO2, CFC, dan N2O
                                menyebabkan efek rumah kaca sehingga menyebabkan pemanasan global. Sumber
                                cemaran CH4 adalah sawah (11%), rawa (34%), hutan tropis (36%), pertambangan
                                dll (5%).

                             g.   Partikel dan Debu
                                      Partikel  adalah  pencemar  udara  yang  dapat  berada  bersama-sama  bahan  atau
                                bentuk  pencemar  lainnya.  Partikel  dapat  diartikan  secara  umum  sebagai  padatan.
                                Cemaran  partikulat  meliputi  partikel  dari  ukuran  molekul  s/d  >  10  μm.  Partikel
                                dengan  ukuran  >10  μm  akan  diendapkan  secara  gravitasi  dari  atmosfer,  dan
                                ukuran  yang  lebih  kecil  dari  0,1  μm  pada  umumnya  tidak  menyebabkan  masalah
                                lingkungan.  Oleh  karena  itu  cemaran  partikulat  yang  penting  adalah  dengan
                                kisaran ukuran 0,1 - 10 μm. Sumber utama partikulat adalah pembakaran bahan bakar
                                ± 13% - 59% dan insinerasi.
                                      Beberapa bentuk padatan dikenal dengan istilah :
                             1)  Aerosol, yaitu padatan yang terhambur dan melayang di udara.
                             2)  Kabut (Fog), adalah aerosol yang berupa butiran air yang berada di udara.
                             3)  Asap (Smoke) berupa campuran antara butir padatan dan cairan yang terhambur
                                melayang di udara.
                             4)  Debu (dust), adalah aerosol yang berupa butiran yang melayang di udara karena
                                adanya hembusan angin.
                             5)  Fume, adalah aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
                             6)  Plume, adalah asap yang keluar dari cerobong asam suatu industri.
                             7)  Smoge adalah campuran dari smoke dan fog.
                                      Umumnya partikel yang dapat memasuki saluran pernapasan adalah partikel yang
                                berukuran lebih kecil dari 10 μ m (mikrometer). Partikel berukuran ini disebut
                                PM10. Partikulat yang tendispersi dalam udara (aerosol) diantaranya; Pb (Timbal), Cd
                                (Kadmium), Hg (Raksa), Ni (Nikel).

                        F. Kebisingan
                               Bunyi  atau  suara  adalah  kompresi  mekanikal  atau  gelombang  longitudinal  yang
                         merambat  melalui  medium.  Medium  atau  zat  perantara  ini  dapat  berupa  zat  cair,  padat,
                         gas.  Jadi,  gelombang  bunyi  dapat  merambat  misalnya  di  dalam  air,  batu  bara,  atau  udara.
                         Kebanyakan  suara  adalah  merupakan  gabungan  berbagai  sinyal,  tetapi  suara  murni  secara
                         teoritis  dapat  dijelaskan  dengan  kecepatan  osilasi  atau  frekuensi  yang  diukur  dalam  Hertz
                         (Hz)  dan  amplitudo  atau  kenyaringan  bunyi  dengan  pengukuran  dalam  desibel.  Manusia
                         mendengar  bunyi  saat  gelombang  bunyi,  yaitu  getaran  di  udara  atau  medium  lain,  sampai
                         ke  gendang  telinga  manusia.  Batas  frekuensi  bunyi  yang  dapat  didengar  oleh  telinga
                         manusia  kira-kira  dari  20  Hz  sampai  20  kHz  pada  amplitudo  umum  dengan  berbagai
                         variasi dalam kurva responsnya.
                               Polusi  suara  berasal  dari  suara  yang  tidak  dikehendaki  yaitu  kebisingan.  Kebisingan
                         diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-
                         suara,  musik  dan  sebagainya  atau  yang  menyebabkan  rasa  sakit  atau  yang menghalangi
                         gaya  hidup.  Kebisingan  pada  lingkungan  dapat  bersumber  dari  suara kendaraan bermotor,
                         suara mesin industri dan sebagainya. Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha
                         atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
                         manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang
                         tidak dikehendaki yang bersumber dari alatalat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada
                         tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun
                         1999).
                               Apabila  ada  suara  tertentu,  misalnya  bunyi  bel,  seseorang  dapat  menangkap
                         „nyaring‟, „tinggi‟ dan „nada‟ suara yang dipancarkan. Ini merupakan suatu tolak ukur
                                                                29
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36