Page 112 - RBDCNeat
P. 112
mengumumkan kalau acaranya tidak akan dimulai sebelum
para orang tua santri datang. Aku sedih karena tidak ada
orang tua yang hadir. Aku bingung dan tidak tahu harus
berbuat apa. Aku tahu sebenarnya perkataan itu guru tujukan
bukan buatku, tapi buat anak-anak lain karena guruku tahu
kalau Mamaku tidak ada di Indonesia.
Akhirnya satu per satu peserta bergiliran naik ke atas
panggung untuk menampilkan kreasi seni yang sudah
diajarkan oleh guru masingmasing. Aku mendapat giliran naik
panggung setelah shalat isya. Ketika namaku dipanggil oleh
MC, aku langsung berjalan menuju panggung. Tanpa diduga A
Denis menghapiri dan menggandengku sambil berkata, “Sini
sayang.” Aku sempat kaget dan bingung dengan panggilan
“sayang” dari A Denis. Mungkin beliau ingin menghMamarku
dengan panggilan “sayang” ini karena tahu Mamaku tidak
hadir di sana. Aku naik ke panggung dengan didampingi dan
digandeng oleh beliau. Meski awalnya A Denis bilang akan
mendampingi semua santrinya untuk tampil di panggung
tapi ternyata hanya aku yang didampingi sampai panggung.
Santri lain berjalan dan naik panggung sendiri.
“ Rasanya sedih sekali, tak ada senyuman
manis yang Nampak dari nadi cinta (ibu)
…Tapi semoga menjadi lecutan cinta
untuk berkreasi atas nama-Nya (Allahu
Rabbuna)“
76 | Roda Berputar dalam Cahaya