Page 138 - RBDCNeat
P. 138
lambaian tangan, senyuman, dan tatapan matanya terus
terarah kepadaku. Aku ingin membalas senyum Aa, tapi ragu
kalau-kalau Aa bukan sedang tersenyum kepadaku. Namun,
Aa terus melihat ke arahku. Akhirnya aku mencoba membalas
senyuman dari Aa Gym. Aa memberitahu kepada Teteh lalu
Teteh pun ikut tersenyum kepadaku. Aku menyenggol Mama,
“Ma, itu Aa!” ucapku sambil menunjuk ke arah Aa.
Tidak disangka Aa lalu berdiri untuk memangil panitia,
“Tolong yang itu didulukan.” Kata Aa sambil menunjuk ke
arahku. Panitia yang laki-laki pun minta tolong ke panitia
yang perempuan agar aku dan Mama bisa didulukan. Lalu,
aku dan Mama dipersilahkan masuk dan mendekat ke tempat
pemotretan.
Begitu aku sudah berada dekat ke tempat pemotretan,
ada panitia yang berkata, “Bu, nanti ya... setelah rombangan
12”. Ternyata Aa mendengar perkataan panitia tersebut lalu
menegurnya, “Udah! Udah! didulukan aja!” Akhirnya kami
pun naik untuk mendekati posisi Aa dan Teteh. Ketika aku
sedang berjalan mendekati Aa dan Teteh, Aa Gym menyebutku
dengan panggilan “Shalehah!” Ya Allah... Mudah-mudahan
sebutan dari Aa ini benar-benar menjadi doa untukku. Lalu
aku mencium tangan Teh Ninih. Aa menanyakan namaku.
“Saya Dini Aa.”
Aku bahagia sekali menerima semua kebaikan Aa
Gym dan Teh Ninih sampai membuatku ingin menangis
saking bahagianya. Lalu, aku mencium tangan Aa karena
Aa menyodorkan tangannya agar aku bisa menciumnya.
Kemudian aku menuju ku belakang Aa dan Teteh untuk
102 | Roda Berputar dalam Cahaya