Page 137 - RBDCNeat
P. 137

Melihat banyaknya orang mengantri untuk bisa berfoto
              dengan Aa dan Teteh, kami agak pesimis untuk bisa foto
              bersama Aa Gym dan Teh Ninih. Mama sampai bilang
              kepadaku, “Neng, kayaknya kita tidak bisadi foto bersama Aa
              Gym. Nanti saja kita ke sini lagi!” Setiap kali Mama berkata
              seperti itu, aku tidak pernah menjawabnya. aku hanya berfikir,
              “Kapan lagi aku bisa ke sini? Sekarang saja susah.”

                  Melihat keinginanku yang kuat untuk bisa berfoto dengan
              Aa dan Teteh, Mama barusaha mencari informasi tentang
              prosedur untuk bisa berfoto dengan Aa Gym. Aku minta sama
              Mama untuk menanyakan kepada panitia yang berkerudung
              pink.
                  Namun, setelah bertanya sana-sini, jawaban panitia satu
              dengan lainnya berbeda-beda. Ada yang menyuruh untuk
              menunggu di belakang, ada yang menyuruh untuk nunggu
              di depan, bahkan ada menyuruh untuk datang kapan-kapan
              lagi. Kami jadi bingung dengan jawaban-jawaban tersebut.
                   Tidak kebayang kalau aku harus menunggu di belakang
              sedangkan yang mau difoto banyak sekali. Akhirnya aku
              dan Mama pun memutuskan untuk berdiri saja di depan
              Aa dan Teteh yang sedang difoto bersama jamaah. Mama
              menyempatkan mengambil foto Aa dan Teteh dengan kamera
              ponsel untuk kenang-kenangan kalau seandainya aku tidak
              bisa difoto bersama Aa Gym dan Teh Ninih.

                  Ketika kami sedang berdiri, tiba-tiba Aa Gym melambai-
              melambaikan tangannya dan tersenyum. Awalnya aku mengira
              Aa bukan tersenyum kepadaku tapi kepada orang lain. Namun,



                                            Roda Berputar dalam Cahaya | 101
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142