Page 134 - RBDCNeat
P. 134
merasa, “Seharusnya aku lebih bersyukur lagi kepada Allah
karena Allah masih memberikan kesempatan kepadaku untuk
hidup di dunia ini.” Sejak saat itu, aku semakin menyukai
sosok Aa Gym, terutama dengan ceramah-ceramah yang
beliau sampaikan.
Ramadan tahun 2004, aku meminta kepada Mama untuk
membawaku ke Pesantren Daarut Tauhid. Alhamdulillah,
Mama setuju. Mama memintaku untuk bilang ke Bapak karena
untuk pergi-pergi aku harus memakai kendaraan sendiri.
Kalau naik angkot pasti akan ribet. Alhamdulillah, Bapak tidak
berkeberatan untuk membawaku berkunjung ke Pesantren
DT tapi Bapak waktu setelah Idulfitri.
Keinginanku untuk bertemu Aa Gym semakin menggebu
usai mendengarkan acara MQ Pagi di radio Managemen
Qalbu FM (MQ-FM). Saat itu ada pendengar yang menelepon.
Namanya Teh Gini dari Cianjur. Dia juga mempunyai
keterbatasan fisik yang hampir sama denganku. Hal itu
terlihat dari cara bicaranya yang terbata-bata. Ternyata Aa
Gym tetap mau mengajaknya berbicara.
17. Kunjungan Pertama ke Pesantren
Daarut Tauhiid
ari sabtu tanggal 1 Januari 2005, aku bersama Mama
dan Bapak akhirnya bisa berkunjung ke Pesantren
HDaarut Tauhiid (DT). Kami berangkat dari rumah
pukul 07,30 dan sampai di DT pukul 08,30. Aku ingin sekali
98 | Roda Berputar dalam Cahaya