Page 198 - RBDCNeat
P. 198
bisa.”
Namun, alhamdulillah panitia tidak menghubungi
temanku lagi. Perjalanan terus aku lanjutkan. Selama perjalan
aku banyak berbincang-bincang dengan seorang Mama yang
sama-sama peserta hiking. Beliau berkata kepadaku. “Din,
apa pun yang kita kerjakan sebanarnya berat. Ketika kita
mencuci piring di rumah itu sebenarnya berat, tapi kalau kita
mencuci piringnya sambil berzikir dan ingat kepada Allah,
pasti seberat apa pun kegiatan yang lakukan akan terasa
ringan. Termasuk perjalanan yang sedang kita lakukan ini.
Walaupun berat, tapi pasti akan terasa ringan kalau selama
perjalanan kita selalu ingat Allah.” Perkataan itu seperti lecut
yang menyemangati diriku untuk terus maju. Pantang bagiku
untuk mundur walaupun banyak rintangan yang harus aku
hadapi, aku harus tetap maju. Aku teringat dengan perkataan
salah satu penyiar, “Kalau kita berada dalam sebuah medan
perjuangan lalu dihadapkan dalam dua pilihan antara maju
dan mundur. Maka bayangkanlah, yang ada di depan kita itu
rombongan musuh dan yang di belakang kita itu laut yang
ombaknya sangat tinggi. Kita mau memilih yang mana? Mau
mati sia-sia karena digulung oleh ombak atau mati syahid
karena melawan musuh?”
162 | Roda Berputar dalam Cahaya