Page 221 - RBDCNeat
P. 221

hadir. Lalu, aku diminta berbicara oleh Kang Badri dengan
              memakai mic.
                  Kang Badri bertanya kepadaku, “Teh Dini, sekarang usia

              Teh Dini berapa tahun? Kegiatan sehari-harinya apa?”
                  Kang Badri memulai perbincangan denganku. “Usia Dini

              sekarang 18 tahun. Dini masih sekolah, kelas 1 SMA.” jawabku
              dengan suara terbata-bata.
                  Aku sempat terdiam sesaat karena bingung mau berkata
              apa lagi. “Teh Dini, sejak kapan keadaan Teh Dini seperti ini?”
              Tanya Kang Badri lagi.
                  “Keadaan Dini ini dari sejak kecil. Ya awalnya Dini juga
              merasa minder kenapa keadaan Dini seperti ini. Dini juga ingin
              seperti yang lain, yang bisa berlari-lari dengan bebas. Tapi
              alhamdulillah, Allah memberi hidBapak untuk Dini sehingga
              Dini bisa berpikir bahwa ini yang terbaik untuk Dini. Inilah
              tanda kasih sayang dari Allah kepada Dini. Mungkin kalau Allah
              memberi tubuh yang sempurna seperti yang lain, mungkin saat
              ini Dini tidak ada di tempat ini, sudah saja jalan-jalan ke Gasibu
              atau ke mana saja.”

                  Mendengar jawabanku, Kang Badri hanya bisa berkata,
              “Subhanallah.” lalu menyuruh semua peserta yang hadir
              saat itu untuk bertepuk tangan. Mama dan Bapak terpana
              melihat aku dan Kang Badri bisa ngobrol dengan nyambung.
              Aku pun tidak tampak gugup ketika diwawancara sama Kang
              Badri, padahal aku berbicara di hadapan orang banyak. Justru
              yang merasa tegang adalah Mama dan Bapak karena takut
              diwawancara sama Kang Badri.



                                            Roda Berputar dalam Cahaya | 185
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226