Page 219 - RBDCNeat
P. 219
ada seorang panitia perempuan yang menghampiriku dan
bertanya, “Ini Teh Dini, kan?” tanyanya sambil tersenyum.
“Iya, Teh.” jawabku tersipu malu. Panitia tersebut langsung
menuntun kami menuju ke dalam ruangan.
Sesampainya di dalam, aku, Mama dan Bapak mencari
tempat duduk untuk peserta. Aku ingin sekali duduk di
depan, tapi Mama tidak mau duduk terlalu depan. Akhirnya
aku duduk di belakang. Mama sempat merasa “aneh” melihat
panitia perempuan yang menuntunku tadi, karena ia tetap
duduk didekatku, tidak bergabung dengan teman-teman
panitia lain. Mama pun bertanya kepadaku, “Neng, eta saha?
73
Rerencang Enneng anu osok papendak di DT sanes?” Mama
mungkin mengira panitia itu adalah temanku.
Aku bilang ke Mama, “Ma, duka da sareng Enneng oge
teu acan kantos papendak di DT. Panginten teteh eta panitia
74
ti BRC.” Ternyata panitia tersebut bernama Teh Nur. Beliau
salah satu panitia yang ditugaskan untuk mendampingiku.
Padahal awalnya aku mengira pihak BRC menyuruhku untuk
mengajak keluarga (orang tua) agar ada yang mendampingiku
selama pelatihan, ternyata BRC sudah menyiapkan seorang
panitia untuk mendampingiku juga.
Pemateri utama dalam acara KTHB adalah Kang Badri
sekaligus Direktur BRC. Dengan penuh semangat Kang
Badri menyapa semua peserta yang hadir saat itu, Sebelum
masuk kepada materi, Kang Badri menyuruh semua peserta
73
Neng, itu siapa? Teman Eneng yang suka ketemu di DT bukan?
74
Ma, tidak tahu soalnya sama Eneng juga belum pernah ketemu di DT. Mungkin
Teteh itu pantia dari BRC.
Roda Berputar dalam Cahaya | 183