Page 215 - RBDCNeat
P. 215
tanganku, “Neng, saur Mama mah, Enneng ulah waka ngiringan
pelatihan di BRC, mending urang meser heula sapeda, ameh
Enneng tiasa diajar heula nyepengan sapeda. Engke pami
panangan Enneng atos lancar nyepengan sapeda, Enneng
nembe ngiringan pelatihan di BRC.” 68
Mendengar perkataan Mama, aku menangkap ada
keraguan dalam diri Mama, pasti Mama mengira kalau aku
akan mengikuti pelatihan bekam. Padahal kemarin aku sudah
menjelaskan kalau aku akan mengikuti pelatihan motivasi,
bukan pelatihan bekam. Dengan hati tegang karena takut
Mama tetap kukuh dengan keinginnannya, aku kembali
menjelaskan, “Ma, ieu sanes pelatihan bekam, tapi ieu
pelatihan motivasi. Pami Mama teu percanten, engke sonten
Mama dangukeun acara na di radio pasti dibahas. Ma, ieu teh,
69
kesempatan kanggo Enneng.” Mama pun tidak bisa berkata
apa-apa lagi selain mengizinkanku mengikuti pelatihan KTHB.
Sore pun tiba, aku segera mendengarkan acara talkshow
bersama BRC di radio. Bibi ku yang sedang berkunjung ke
rumah tanpa sengaja ikut mendengarkan acara yang sedang
aku setel. Kang Badri yang mengisi acara itu mengatakan,
“Untuk Teh Dini, Teh Gini, dan Kang Ato beserta keluarga,
kami memberikan discoun 100% untuk mengikuti acara
perlatihan KTHB.” Alhamdulillah, syukurku kepada-Mu, ya
Allah. Alangkah bahagianya hati ini mendengar perkataan
68
Neng, kata Mama itu, Eneng jangan dulu lah ikutan pelatihan di BRC, lebih baih
baik kita beli dulu sepeda, supaya Eneng bisa belajar dulu memegang sepeda. Nanti kalau
Eneng sudah lancar memegang sepeda, Eneng baru ikutan pelatihan di BRC
69
Ma, ini bukan pelatihan bekam, tapi ini pelatihan motivasi. Kalau Mama tidak
percaya, nanti sore Mama dengarkan acaranya di radio, pasti dibahas. Ma ini, kesempatan
untuk Eneng.
Roda Berputar dalam Cahaya | 179