Page 245 - RBDCNeat
P. 245

Saking dekatnya hubungan kami, aku sampai menganggap
              Kang Ilham seperti kakakku sendiri, apalagi aku tidak punya
              kakak. Bahagia rasanya mempunyai seorang kakak yang bisa
              melindungi adiknya. Aku pun mulai menikmati perhatian
              yang dia berikan kepadaku.

                  Hari Ahad, untuk pertama kalinya kami berdua bertemu
              dan bertatap muka langsung di Masjid DT. Kami tidak sempat
              ngobrol karena kami bukan muhrim dan tidak ada teman
              akhwat yang menemaniku saat itu. Apalagi kami bertemu di
              masjid, rumah Allah.
                  Hari berikutnya Kang Ilham meminta fotoku lewat HP.
              Sayang HP-ku tidak ada kameranya sehingga tidak bisa
              mengirimkan foto. Aku berjanji kepada Kang Ilham akan
              berusaha minjam HP yang ada kameranya kepada saudara
              untuk mengirimkan fotoku kepadanya. Awalnya aku tidak
              curiga apa pun kepadanya.
                  Aku pikir Kang Ilham benar-benar hanya ingin melihat
              fotoku. Keesokkan harinya, Bibiku yang punya HP kamera
              datang ke rumah. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu
              mengirimkan fotoku kepada Kang Ilham lewat HP Bibi. Entah
              mengapa setiap aku mencoba mengirimkan foto kepada Kang
              Ilham selalu muncul laporan GAGAL. Aku jadi penasaran, “Ada
              apa ya, kok gagal terus?”

                  Kang Ilham akhirnya memintaku mengirimkan foto lewat
              nomor HP adiknya. Meski foto sudah terkirim tapi belum ada
              laporan apakah fotonya tersampaikan atau tidak. Lalu, aku
              meng-sms adik Kang Ilham dan minta dia menyampaikan



                                            Roda Berputar dalam Cahaya | 209
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250