Page 309 - RBDCNeat
P. 309
Bibiku berkata kepada Ibu, “Teh, ini adalah keajaiban yang
nyata.”
Tidak hanya aku yang merasa gembira, karena aku bisa
berhasil lulus di UIN. Ibuku pun sangat bahagia bagaikan
mendapat bunga mawar dari surga karena anaknya ini bisa
lulus di UIN. Ibu sampai terlihat sedikit “aneh”, kadang ketawa-
tawa sendiri karena saking bahagianya.
Kebahagiaan ini ternyata bukan hanya dirasakan oleh Ibu
dan keluarga besar kami. Ketika Ibu bermain ke kampung
halaman dan memberitahukan kabar gembira ini, ternyata
para tetangga pun ikut bahagia. Sampai ada yang berkata, “Bi
92 93
Imih , bagja eta ninggali incu.”
Inilah kebahagiaan yang begitu besar yang Allah berikan
kepadaku. Mungkin ini salah satu doaku yang diikabulkan
oleh Allah. Ikhtiar demi ikhtiar pengobatan telah aku jalani,
tetapi kesembuhahan secara 100% belum kunjung datang.
Akhirnya, aku meminta yang terbaik dari Allah untukku. Aku
selalu memohon kepada Allah,
“Ya Allah, seandainya Engkau masih memberi kesempatan
aku untuk sembuh, maka berikanlah aku kesembuhan, dengan
kesembuhan yang Engkau ridai. Kalau aku masih harus diterapi
dan diobati, maka tunjukkanlah hamba dengan pengobatan
yang Engkau ridai dan Engkau berkahi. Jauhkanlah hamba dari
pengobatan dan terapi yang tidak Engkau ridai. Namun, kalau
memang keadaan ini yang terbaik untuk hamba, hamba ikhlas
menerimanya. Hamba mohon kepada-Mu, ya Allah, seandainya
92
Panggilan untuk Nenek yang sudah meninggal.
93
Bi Imih, bahagia melihat sang cucu (maksudnya Dini, red).
Roda Berputar dalam Cahaya | 273