Page 312 - RBDCNeat
P. 312
Namun, ujian dari Allah untuk kami tidak berhenti sampai
di situ. Ketika pengurusan surat-surat, di situlah perjuangan
kami dimulai karena kami harus bolak-balik ke UIN dengan
menggunakan angkot saat bulan Ramadan sangat terik.
Namun, ditemani ketangguhan seorang Ibu yang tetap
setia mendampingiku tanpa mengenal lelah, semua peluh
lelah itu terasa ringan. Aku sempat khawatir, kalau Ibu
tidak bisa melanjutkan puasanya karena tidak kuat. Namun,
subhanallah, walaupun capek tergarang teriknya panas
matahari, Ibu tetap mampu mempertahankan puasanya
sampai magrib tiba.
Setelah lebaran Idul fitri, orang yang lain masih pada libur
pascalebaran, aku dan Ibu harus bolak-balik lagi ke kampus.
Kini, tiba waktuku untuk mengikuti Orientasi Pengenalan
Akademik (OPAK). Selama pelaksanaan OPAK Ibu selalu
mendampingiku. Daripada terus mengantar-jemputku Ibu
memilih terus mendampingiku.
Padahal Ibu sudah pernah bilang, “Siapa saja yang mau
mengantar-jemputku untuk kuliah akan diberi uang Rp100.000
per minggu.” Namun, entah mengapa tidak ada juga yang mau
mengantar-jemputku kuliah. Mungkin inilah ujian untukku
dan Ibu hingga akhirnya Ibu yang mengantarku selama
pelaksanaan OPAK. Ibu dengan setia menungguiku yang
sedang di OSPEK. Para kakak tingkat sempat heran melihat
Ibuku sampai ada yang bertanya kepada Ibu, “Bu, sedang apa
ibu di sini?”
Dengan bangganya Ibu menjawab, “Ibu sedang menunggu
276 | Roda Berputar dalam Cahaya