Page 316 - RBDCNeat
P. 316
ngobrol dengan keluarganya, tidak ada yang sering dibangga-
banggakan selain aku. Alhamdulillah, ya Allah.
7. Tanggapan Teman-Teman
ahagia tak kira akhirnya aku bisa kuliah di UIN.
Kini, aku menyandang status sebagai “mahasiswa”.
BAku memulai hari dengan mengikuti perkuliahan
selayaknya mahasiswa lain. Satu permasalahan muncul
kemudian. Jarak dari rumahku ke kampus lumayan jauh
dan tidak ada yang mau mengantar-jemputku untuk kuliah.
Akhirnya Ibu harus merelakanku hidup sebagai anak kost.
Awalnya Ibu tidak mengizinkanku ngekost karena khawatir
dengan keadaanku, tapi sepertinya tidak ada jalan lain selain
aku harus ngekos di dekat kampus.
Aku tidak mau kuliahku putus di tengah jalan karena tidak
ada yang mengantarku berangkat kuliah. Akhirnya dengan
berat hati Ibu mengizinkanku untuk ngekost. Alhamdulillah,
kami menemukan kost-kostan yang bisa dibayar bulanan
hingga tidak terlalu memberatkan Ibu dan Bapak.
Akhirnya, aku mulai kuliah dan bergabung dengan teman
lain yang semuanya memiliki fisik normal, hanya aku yang
dianugerahi dengan keterbatasan fisik. Awalnya teman-
temanku sempat merasa aneh ketika melihatku.
Mungkin yang ada dalam pikiran mereka, “Kok orang
dengan keadaan sepertiku bisa masuk UIN?” Apa pun pendapat
mereka yang penting aku masuk UIN sama dengan mereka
melalui jalur tes murni, bukan lewat jalan belakang atau
280 | Roda Berputar dalam Cahaya