Page 319 - RBDCNeat
P. 319
dan kembali tempat asalnya karena dia merasa tidak kuat
mengikuti perkuliahan. Aku sudah berusaha membujuknya
agar tetap kuliah, tapi keyakinannya sudah bulat untuk keluar
dari kuliah. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku benar-
benar merasa bingung kalau ada kuliah di UIN karena aku
ngekost di wilBapak orang lain dan tidak ada kenal. Kalau
berangkat naik angkot, aku belum berani naik angkot sendiri.
Kalau naik ojeg, takut bertemu tukang ojek yang jahat. Aku
benar-benar bingung, ya Allah.
Akhirnya aku memberanikan diri meminta tolong kepada
teman-teman yang sekelas denganku. Alhamdulillah mereka
mau mengantar-jemputku kalau ada kuliah di UIN. Teman
yang mengantar-jemputku itu seorang laki-laki. Subhanallah,
dia tidak merasa malu mendampingku meski dilihatin oleh
para mahasiswa lain.
Ternyata ujian dari Allah untuk ku itu, tidak hanya itu
saja. Tapi karena aku yang dulunya hanya seorang siswa SLB,
dan SLB tempat ku sekolah pun SLB yang biasa saja. Tapi
Alhamdulillah, dengan izin dari Allah kini ku bisa kuliah di
Universitas Umum yang mayoritas teman-teman ku memiliki
tubuh yang sempurna. Dari satu kelas, hanya aku saja yang
memiliki keterbatasan. Namun, bagi ku sendiri, itu bukan
masalah, malah menjadi tantangan tersendiri untuk ku.
Bahkan tidak jarang para dosen pun, mempertanyakan asal
sekolah ku dari mana? Ya aku pun menjawab dengan apa
adanya, bahwa aku ini alumni SLB bukan persantren. Kadang-
kadang ada dosen yang ingin tahu aku SLBnya dimana, ada
juga yang aneh.
Roda Berputar dalam Cahaya | 283