Page 315 - RBDCNeat
P. 315

Manajemen Dakwah yang mendekati Ibuku dan mengajak
              bicara.
                  “Bu, ada apa dari tadi Aku lihat ibu ada di Masjid, terus
              sekarang ibu ada di sini? Ada apa, Bu?”

                  Lalu, Ibu menjelaskan kepada kakak tingkat tersebut,
              “Sep, Ibu sedang menunggu anak ibu yang sekarang diospek.
              Anak Ibu punya kekurangan dari sisi fisiknya. Awalnya Ibu juga
              tidak menyangka anak Ibu bisa lulus masuk UIN karena untuk
              menulis saja susah. Tulisannya tidak lebih bagus dari anak TK.”

                  Secara spontan kakak tingkat pun berkata kepada Ibu,
              “Ibu, jangan seperti itu. Seharusnya Ibu bersyukur karena
              walaupun keadaan anak Ibu seperti itu, tapi anak Ibu bias
              diterima kuliah di UIN. Banyak alumni dari pesantren dan
              kondisi fisiknya normal tapi tidak diterima di UIN. Sekarang
              anak ibu bisa diterima di UIN, berarti anak ibu itu berhak
              kuliah di UIN. Apalagi sekarang dari 10 ribu pendaftar yang
              diterima hanya 3,5 ribu. Berarti anak Ibu sangat beruntung.”

                  Dari situlah semangat Ibu untuk memperjuangkan agar
              aku tetap kuliah kembali muncul.
                  Bapakku sempat menjemputku ke kampus setelah pulang
              kerja. Di situlah Bapak melihat dengan mata kepala sendiri
              bagaimana anaknya ini harus berjuang di antara begitu
              banyak orang yang rata-rata normal semuanya, sedangkan
              anaknya sendiri dengan keadaan yang seperti ini tapi mampu
              masuk ke UIN.

                  Dari situlah ada perasaan bangga terhadapku dan
              Bapak pun jadi lebih perhatian kepadaku. Kketika ngobrol-


                                            Roda Berputar dalam Cahaya | 279
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320