Page 83 - RBDCNeat
P. 83

Tak butuh waktu lama untuk nenek mengurus
              administrasi. Kami segera pulang untuk menyiapkan
              keperluan sekolahku.

                  Esoknya, aku datang ke sekolah seperti anak-anak yang
              baru masuk sekolah pada umumnya. Namun, aku sendiri
              merasa aneh, ketika di sekolah aku melihat teman-teman
              dengan kondisi yang berbeda-beda. Ada yang tiba-tiba
              membersihkan kursi yang sedang aku duduki, membuatku
              sedikit takut. Rupanya dia seorang tuna netra, tidak bisa
              melihat. Ada juga anak yang tidak mau diam. Di waktu istirahat
              aku didampingi Uwa yang mengantarku, karena takut dipukul
              atau dijaili teman-teman lain.
                  Ah, aku bingung sebenarnya. Dulu aku bisa sekolah di TK
              umum, kenapa SD aku harus sekolah di sini?
                  Aku pun harus bisa menyesuaikan diri dengan tema-
              nteman lain, setelah beberapa bulan aku sekolah di SDLB. Di
              kelasku, guruku hanya memegang empat orang murid; aku
              dan ketiga temanku yang semuanya laki-laki.

                  Di antara mereka, akulah yang paling cepat menangkap
              pelajaran. Guruku pernah menggambar bebek di papan
              tulis tanpa kaki. Lalu, kami harus melengkapi gambar
              tersebut. Salah satu temanku menambahkan kaki bebek di
              kepala, temanku yang lain menggambarnya di perut. Aku,
              menggambar kaki bebek di tempat yang benar.
                  Hanya saja aku agak susah menulis. Aku butuh waktu
              lebih lama untuk menulis dibanding siswa lain. Namun, itu
              tidak menjadi masalah bagiku karena guruku lebih fokus



                                             Roda Berputar dalam Cahaya | 47
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88