Page 88 - RBDCNeat
P. 88
olehku.
Sepekan kemudian, bibi datang ke rumah nenek untuk
membawaku ke tempat terapi itu lagi. Aku menolak karena
masih teringat dengan rasa sakit yang tak kuasa aku tanggung.
Sebelum bibi datang aku sempat sakit panas karena tidak mau
dibawa ke tempat terapi lagi.
Nenek mencoba menenangkanku, “Nya, atos teu nanaon
30
lamun Eneng alim diterapi deui mah, enjing tong angkat.”
Cepat kusampaikan kepada bibi, “Bi, Eneng alim diterapi deui.
Nyeri.” Alhamdulillah, Bibi tidak marah. “Bibi mah kumaha
33
31
Eneng weh,” jawab Bibi enneng.
“Ikhtiar yang dijalani bagian dari
ibadah kita kepada Allah”
3. Mama Pulang dari Arab Saudi
lhamdulillah, dengan izin dari Allah Mama bisa sampai
ke Tanah Air dengan selamat meski sebenarnya saat
Aitu belum waktunya Mama pulang. Keluargaku tidak
ada yang tahu kalau Mama akan pulang karena Mama tidak
memberi kabar sebelumnya. Ketika Mama sampai ke rumah,
semua anggota keluarga kaget dengan kepulangan Mama yang
tiba-tiba, saat aku masih terlelap dalam tidur.
30
Ya, sudah enggak apa-apa kalau Eneng tidak mau diterapi lagi, besok engga usah
33
pergi. Bi, Eneng tidak mau diterapi lagi. Sakit!
31
Bibi mah terserah Eneng aja.
52 | Roda Berputar dalam Cahaya