Page 91 - RBDCNeat
P. 91

sanggup lagi menangani nenek.

                  Keesokan paginya, salah seorang menantu nenek
              menelepon dari rumah sakit dan meminta semua anak nenek
              datang ke rumah sakit. Aku mengira akan diadakan pengajian
              di rumah sakit, tidak sampai berpikir macam-macam.
                  Saat itu juga kami langsung berangkat menuju rumah
              sakit tempat nenek dirawat. Tidak ada satu pun dari cucunya
              yang ikut ke rumah sakit, kecuali aku.
                  Sebenarnya aku tidak boleh ikut karena aku sedang sakit,
              tapi aku terus memaksa. Sesampainya kami di rumah sakit,
              ternyata nenek sudah meninggal. Air mata kami tumpah
              ketika tahu nenek harus meninggalkan kami untuk selamanya.

                  Bibiku sampai pingsan karena belum bisa menerima
              kenyataan, tambah lagi, di saat-saat terakhir sebelum
              kepergian nenek, memang tidak ada seorang pun anak-anak
              kandung nenek yang menungguinya.
                  Beberapa hari setelah kepergian nenek kesedihan masih
              terus menggelayuti hati ini. Tubuh rasanya lemas, tulang-
              tulang seperti lepas dari tubuh. Nenek yang sangat aku
              sayangi telah tiada. Nenek yang selalu membelaku ketika
              aku dimarahi Mama, bahkan tidak jarang berbalik memarahi
              Mama karena sudah memarahiku. Kini, nenek telah pergi
              untuk selama-lama.
                  “Semoga Nenek mendapat kebahagiaan di sisi-Nya dan

              kita bisa bertemu kembali nanti di syurga-Nya. Amin.”






                                             Roda Berputar dalam Cahaya | 55
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96