Page 34 - Modul Discovery Learning Terintegrasi Etnosains Hidrolisis Garam
P. 34
Larutan Garam Pengunci Warna pada Proses Pewarnaan
Batik Lasem
Batik tulis Lasem merupakan salah satu batik pesisir
yang ada di Indonesia dengan ciri khas warna abang gethih
pitik (merah darah ayam). Warna merah darah ayam sebagai
warna khas dari batik Lasem memang tidak dapat ditemukan
di wilayah penghasil batik lainya. Warna merah darah ayam
ini dihasilkan dari akar pohon mengkudu (pace) yang
selanjutnya dicampur dengan air serta bahan lain yang
merupakan rahasia pada tiap pembatik di kampung batik
Lasem, dan rahasia kenapa warna merah tersebut tidak
dapat ditemui diluar Lasem beberapa berpendapat karena
kadar garam yang terkandung pada air di Lasem. Pada Gambar 25. Proses pewarnaan batik
Sumber: katadata.co.id
industri batik “Kidang Mas” pewarnaan yang digunakan
yaitu secara alami dan sintetik. Namun, mayoritas
menggunakan pewarnaan sintetik. Pewarnaan alami
diperoleh dari daun indigo (warna biru), akar mengkudu
(merah), kayu tenggeran (kuning), jolawe (kuning
kehijauan) dan kulit mahoni (merah bata). Sedangkan, warna
sintetiknya menggunakan indatren, napthole, dan indigosol.
Setiap pewarna, baik pewarna alami maupun sintesis
mempunyai pengunci atau pembangkit warna masing-
masing yang bermanfaat untuk mencegah pemudaran warna.
Gambar 26. Tawas
Proses untuk mempertahankan warna pada kain batik ini
dinamakan dengan fiksasi.
Warna-warna alami biasanya menggunakan zat pembangkit asam klorida (HCl)
Pembangkit warna untuk napthole adalah garam diazonium Zat warna indogosol
merupakan zat warna batik campuran anatara indigo dan natrium nitrit (NaNO ) yang
2
menggunakan pengunci berupa HCl. Zat warna remazol merupakan zat warna yang proses
penggunaannya menggunakan teknik colet (seperti lukis, menggunakan kuas) dengan
pengunci warna berupa waterglass Na (SiO ) / sodium silikat).
2
2
34