Page 23 - MONITORING ISU 17-23 JANUARI 2022
P. 23

Isu 2




                                                                                        Perkembangan Kasus



                                                                                        Satelit Kemhan













             Kronologis 2










              (17/1) Juru Bicara BPKP Eri Satriana mengatakan, BPKP telah

              menyerahkan hasil audit tujuan tertentu ke Kejaksaan Agung. Meski


              begitu, pihaknya tidak bisa menjelaskan hasil ATT. Hal ini karena sesuai


              UU, BPKP melakukan audit dan hasil audit diserahkan kepada pihak

              yang mengajukan permintaan audit ke BPKP.






              (17/1) Jaksa Muda Pidana Khusus Febrie Adriansyah menegaskan

              proses penyidikan sudah berjalan dan penyidik sudah punya rencana


              tahapan-tahapan berikutnya. Ia pun mengatakan kasus ini bisa naik ke


              tingkat penyidikan karena adanya audit tujuan tertentu (ATT) dari BPKP.

              Sejak naik ke tingkat penyidikan pada Jumat, 14 Januari lalu, Kejaksaan


              belum menambah jumlah saksi yang telah diperiksa, yakni masih 11

              orang.






              (17/1) Pemerintah Republik Indonesia dipastikan belum akan melakukan

              ekesekusi putusan pengadilan arbitrase Singapura, yang mewajibkan


              Kementerian Pertahanan (Kemhan) US$ 20.901.209 (sekitar Rp298


              miliar) kepada operator satelit Navayo. Menteri Komunikasi dan

              Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate, menegaskan


              pemerintah hanya akan melakukan eksekusi jika sudah ada penetapan

              dari pengadilan di dalam negeri terkait kasus diduga terkait tindak


              pidana korupsi tersebut.









              (17/1) Pakar hukum internasional Prof Hikmahanto Juwana


              memberikan saran. Pertama, soal kemungkinan pembatalan putusan

              hukum arbitrase. Menurutnya, pembatalan masih memungkinkan


              mengingat putusan dijatuhkan pada bulan Mei 2021. Bila pengadilan

              memutus bahwa putusan arbitrase dibatalkan maka konsekuensinya


              adalah proses arbitrase harus diulang. Terhadap putusan arbitrase yang


              telah dibuat maka konsekuensinya tidak dapat diminta untuk

              dipaksakan oleh pengadilan negara mana pun. Langkah kedua yang


              disarankan Hikmahanto adalah penolakan melaksanakan putusan

              arbitrase. Penolakan ini dilakukan oleh pengadilan tempat aset pihak


              yang kalah berada. Secara logika pihak-pihak yang menang perkara


              akan membawa putusan arbitrase tersebut ke Pengadilan Indonesia.

              Dalam konteks ini mungkin proses tindak pidana korupsi di Indonesia


              dimulai. Strateginya adalah Pengadilan Indonesia akan menolak putusan


              arbitrase yang diminta untuk dilaksanakan karena terindikasi korupsi.

              Strategi seperti ini bisa saja berhasil atas dasar putusan yang hendak


              dieksekusi melanggar ketertiban umum di Indonesia
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28