Page 47 - Buku SKI XII MA
P. 47

6.  Sunan Drajad (Raden Qasim)


                               Raden  Qasim  (Sunan  Drajat)  melaksanakan  dakwah  dengan  membuat
                         pusat  belajar  agama  Islam  di  Lawang  dan  Sedayu  pedukuhan  Drajad  masuk

                         wilayah  kabupaten  Lamongan  sekarang.  Dalam  bidang  kesenian  beliau
                         menggubah  tembang  Jawa  macapat  pangkur  dan  juga  memainkan  wayang

                         sebagai  dalang.  Gamelan  Singo  Mangkok  yang  masih  tersimpan  di  museum
                         makam Sunan Drajad sebagai bukti bahwa beliau berdakwah lewat kesenian.

                               Selain kesenian Sunan Drajad dikenal sangat dermawan dan berjiwa sosial

                         tinggi,  beliau  membuat  pepali  pitu  (tujuh  ajaran)  yang  menjadi  pijakan
                         kehidupan bermasyarakat. Pertama, memangun resep tyasing sasama (kita selalu

                         membuat senang hati orang lain). Kedua, jroning suko kudu eling lan waspodo

                         (dalam suasana gembira hendaknya tetap ingat Tuhan dan dan selalu waspada).
                         Ketiga,  laksitaning  Subrata  tan  nyipta  marang  pringga  bayaning  lampah.

                         (dalam  upaya  mencapai  cita-cita  luhur  jangan  menghiraukan  rintangan).
                         Keempat,  meper  hardening  pancadriya  (senantiasa  berjuang  menekan  gejolak

                         nafsu  inderawi).  Kelima,  heneng-hening-henung  (dalam  diam  akan  dicapai
                         keheningan  dalam  hening  akan  mencapai  jalan  kemuliaan).  Keenam,  Mulya

                         guna panca waktu (kemuliaan lahir batin dicapai dengan menjalani salat lima

                         waktu).  Ketujuh,  wenehono  teken  mawang  wong  kang  wuto  (berikan  tongkat
                         pada orang yang buta), wenehono mangan marang wong kang luwe  (berikan

                         makan  pada  orang  yang  lapar),  wenehono  busana  marang  wong  kang  wuda
                         (berikan pakaian pada orang yang tidak mempunyai pakaian), wenehono ngiyup

                         marang  wong  kang  kudanan  (berikan  tempat  berteduh  bagi  orang  yang
                         kehujanan).

                     7.  Sunan Kudus (Raden Ja’far Shadiq)

                               Sunan  Kudus  menjadi  salah  satu  dari  para  wali  yang  merasakan

                         pengalaman  belajar  di  Baitul  Maqdis,  Palestina.  Pada  saat  berada  di  Baitul
                         Maqdis, ia berjasa memberantas penyakit yang banyak menelan korban. Berkat

                         jasanya,  Sunan  Kudus  diberi  ijazah  wilayah  (daerah  kekuasaan)  di  Palestina.
                         Setelah  pulang  ke  Jawa,  ia  mendirikan  sebuah  masjid  di  daerah  Loran  pada

                         tahun 1549. Masjid inilah yang sampai sekarang terkenal dengan nama Masjid

                         Al-Aqsa  atau  Al-Manar.  Kemudian  Sunan  Kudus  mengganti  nama  daerah








                                                        SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII    35
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52