Page 71 - Buku SKI XII MA
P. 71
Sementara pangeran Tarruwese menginginkan tahta bagi dirinya sendiri.
Portugis memanfaatkan kesempatan ini dan mengadu domba keduanya hingga pecah
perang saudara. Kubu permaisuri Nukila didukung Tidore sedangkan pangeran
Taruwese didukung Portugis. Setelah meraih kemenangan pangeran Taruwese justru
dikhianati dan dibunuh Portugis. Gubernur Portugis bertindak sebagai penasihat
kerajaan dan dengan pengaruh yang dimiliki berhasil membujuk dewan kerajaan untuk
mengangkat pangeran Tabariji sebagai sultan. Tetapi ketika Sultan Tabariji mulai
menunjukkan sikap bermusuhan, ia difitnah dan dibuang ke Goa India. Di sana ia
dipaksa Portugis untuk menandatangani perjanjian menjadikan Ternate sebagai kerajaan
Kristen dan vasal kerajaan Portugis, namun perjanjian itu ditolak mentah-mentah Sultan
Khairun (1534-1570).
Perlakuan Portugis terhadap saudara-saudaranya membuat Sultan Khairun
geram dan bertekad mengusir Portugis dari Maluku. Tindak-tanduk bangsa barat yang
satu ini juga menimbulkan kemarahan rakyat yang akhirnya berdiri di belakang sultan
Khairun. Pembunuhan secara licik terhadap Sultan Khairun oleh Portugis semakin
mendorong rakyat Ternate untuk menyingkirkan Portugis, bahkan seluruh Maluku kini
mendukung kepemimpinan dan perjuangan Sultan Baabullah (1570-1583), pos-pos
Portugis di seluruh Maluku dan wilayah timur Indonesia digempur, setelah peperangan
selama 5 tahun, akhirnya Portugis meninggalkan Maluku untuk selamanya tahun 1575.
Ternate mencapai puncak kejayaan di bawah pimpinan Sultan Baabullah,
wilayahnya membentang dari Sulawesi Utara dan Tengah di bagian barat hingga
kepulauan Marshall di bagian timur, dari Philipina (Selatan) di bagian utara hingga
kepulauan Nusa Tenggara di bagian selatan. Sultan Baabullah dijuluki “penguasa 72
pulau” yang semuanya berpenghuni (sejarawan Belanda, Valentijn menuturkan secara
rinci nama-nama ke-72 pulau tersebut) hingga menjadikan kesultanan Ternate sebagai
kerajaan Islam terbesar di Indonesia timur, disamping Aceh dan Demak yang
menguasai wilayah barat dan tengah nusantara kala itu. Periode keemasaan abad ke-14
dan ke-15 tiga kesultanan ini adalah pilar pertama yang membendung kolonialisme
barat. dalam sejarah bangsa ini.
Sepeninggal Sultan Baabullah Ternate mulai melemah, Spanyol yang telah
bersatu dengan Portugis tahun 1580 mencoba menguasai kembali Maluku dengan
menyerang Ternate. Kekalahan demi kekalahan yang diderita memaksa Ternate
meminta bantuan Belanda tahun 1603. Ternate akhirnya sukses menahan Spanyol
namun dengan imbalan yang amat mahal. Belanda akhirnya secara perlahan-lahan
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII 59