Page 72 - Buku SKI XII MA
P. 72

menguasai  Ternate,  tanggal  26  Juni  1607  Sultan  Ternate  menandatangani  kontrak

                  monopoli  VOC  di  Maluku  sebagai  imbalan  bantuan  Belanda  melawan  Spanyol.  Di
                  tahun 1607 Belanda membangun benteng Oranje di Ternate yang merupakan benteng

                  pertama mereka di nusantara.
                         Sepanjang  abad  ke-17,  setidaknya  ada  4  pemberontakan  yang  dikobarkan

                  bangsawan Ternate dan rakyat Maluku.

                    a)   Tahun 1635, demi memudahkan pengawasan dan mengatrol harga rempah yang
                         merosot  Belanda  memutuskan  melakukan  penebangan  besar-besaran  pohon

                         cengkeh  dan  pala  di  seluruh  Maluku  atau  yang  lebih  dikenal  sebagai  Hongi
                         Tochten, akibatnya rakyat mengobarkan perlawanan.

                    b)   Tahun  1641,  dipimpin  oleh  raja  muda  Ambon  Salahakan  Luhu,  puluhan  ribu

                         pasukan  gabungan  Ternate-Hitu  Makassar  menggempur  berbagai  kedudukan
                         Belanda di Maluku Tengah. Salahakan Luhu kemudian berhasil ditangkap dan

                         dieksekusi mati bersama seluruh keluarganya tanggal 16 Juni 1643. Perjuangan
                         lalu dilanjutkan oleh saudara ipar Luhu, Kapita Hitu Kakiali  dan Tolukabessi

                         hingga 1646.
                    c)   Tahun 1650, para bangsawan Ternate mengobarkan perlawanan di Ternate dan

                         Ambon, pemberontakan ini dipicu sikap Sultan Mandarsyah (1648-1650, 1655-

                         1675)  yang  terlampau  akrab  dan  di  anggap  cenderung  menuruti  kemauan
                         Belanda.  Para  bangsawan  bersekutu  untuk  menurunkan  Mandarsyah.  Tiga

                         diantara  pemberontak  yang  utama  adalah  trio  pangeran  Saidi  (Kapita  Laut),
                         Majira (Raja Muda Ambon) dan Kalumata (adik Sultan Mandarsyah).

                    d)   Sultan Muhammad Nurul Islam (Sultan Sibori 1675-1691) merasa gerah dengan

                         tindak-tanduk  Belanda  yang  semenamena.  Ia  menjalin  persekutuan  dengan
                         Datuk  Abdulrahman  penguasa  Mindanao.  Tanggal  7  Juli  1683  Sultan  Sibori

                         terpaksa  menandatangani  perjanjian  yang  intinya  menjadikan  Ternate  sebagai
                         kerajaan vazal Belanda. Perjanjian ini mengakhiri masa Ternate sebagai negara

                         berdaulat.

                         Kini  memasuki  usia  ke-750  tahun,  Kesultanan  Ternate  masih  tetap  bertahan
                  meskipun hanya tinggal simbol belaka. Jabatan sultan sebagai pemimpin Ternate ke-49

                  kini  dipegang  oleh  sultan  Drs.  Hi.  Mudhaffar  Sjah,  BcHk.  (Mudaffar  II)  yang
                  dinobatkan tahun 1986.

                         Imperium Nusantara timur yang dipimpin Ternate memang telah runtuh sejak
                  pertengahan abad ke-17 namun pengaruh Ternate sebagai kerajaan dengan sejarah yang






               60   SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77