Page 70 - Buku SKI XII MA
P. 70
masing di kepalai seorang Kimalaha. Mereka antara lain: Marasaoli, Tomagola,
Tomaito dan Tamadi. Pejabat-pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari klan-
klan ini. Bila seorang sultan tak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah
satu klan. Selanjutnya ada jabatan-jabatan lain Bobato Nyagimoi Se Tufkange (Dewan
18), Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan, Sangaji, dan sebagainya.
Selain Ternate, di Maluku juga terdapat paling tidak 5 kerajaan lain yang
memiliki pengaruh. Tidore, Jailolo, Bacan, Obi dan Loloda. Kerajaan-kerajaan ini
merupakan saingan Ternate memperebutkan hegemoni di Maluku. Demi menyatukan
kerajaan-kerajaan tersebut, raja Ternate ke-7 Kolano Cili Aiya atau disebut juga
Kolano Sida Arif Malamo (1322-1331) mengundang raja-raja Maluku yang lain untuk
berdamai dan bermusyawarah membentuk persekutuan. Persekutuan ini kemudian
dikenal sebagai Persekutan Moti atau Motir Verbond. Oleh karena pertemuan ini
dihadiri 4 raja Maluku yang terkuat maka disebut juga sebagai persekutuan Moloku
Kie Raha (Empat Gunung Maluku). Kolano Marhum (1465-1486), Penguasa Ternate
ke-18 adalah raja pertama yang diketahui memeluk Islam bersama seluruh kerabat dan
pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-
1500). Ia mendirikan lembaga pengajaran Islam yang pertama di Ternate. Sultan
Zainal Abidin pernah memperdalam ajaran Islam dengan berguru pada Sunan Giri di
pulau Jawa, di sana beliau dikenal sebagai "Sultan Bualawa" (Sultan Cengkih).
Di masa pemerintahan Sultan Bayanullah (1500-1521), Ternate semakin
berkembang, rakyatnya diwajibkan berpakaian secara Islami, teknik pembuatan
perahu dan senjata yang diperoleh dari orang Arab dan Turki digunakan untuk
memperkuat pasukan Ternate. Di masa ini pula datang orang Eropa pertama di
Maluku, Loedwijk de Bartomo (Ludovico Varthema) tahun 1506. Tahun 1512
Portugis untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Ternate dibawah pimpinan
Fransisco Serrao, atas persetujuan Sultan, Portugis diizinkan mendirikan pos dagang
di Ternate. Portugis datang bukan semata-mata untuk berdagang melainkan untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah pala dan cengkih di Maluku. Untuk itu
terlebih dulu mereka harus menaklukkan Ternate. Sultan Bayanullah wafat
meninggalkan pewaris-pewaris yang masih sangat belia. Janda sultan, permaisuri
Nukila dan Pangeran Taruwese, adik almarhum sultan bertindak sebagai wali.
Permaisuri Nukila yang asal Tidore bermaksud menyatukan Ternate dan Tidore
dibawah satu mahkota yakni salah satu dari kedua puteranya, pangeran Hidayat (kelak
Sultan Dayalu) dan pangeran Abu Hayat (kelak Sultan Abu Hayat II).
58 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII