Page 19 - MODUL AJAR-fix_Neat
P. 19
• Pengaturan: Glikogen sintetase diatur oleh fosforilasi dan defosforilasi. Hormon insulin
meningkatkan aktivitas glikogen sintetase dengan mengaktifkan protein fosfatase yang
menghilangkan gugus fosfat dari enzim ini.
6. Pembentukan Cabang (Pembentukan Ikatan α(1→6))
• Enzim: Enzim pembentuk cabang (branching enzyme, 1,4-α-glukan branching enzyme).
• Proses: Setelah rantai glikogen mencapai panjang tertentu, enzim pembentuk cabang akan
memindahkan sebagian rantai untuk membentuk ikatan cabang α(1→6). Ini penting untuk
meningkatkan kelarutan glikogen dan meningkatkan jumlah ujung non-pereduksi, yang
merupakan titik awal untuk pemecahan glikogen.
• Pengaturan: Aktivitas enzim ini penting untuk memastikan glikogen memiliki struktur
yang bercabang secara optimal untuk penyimpanan energi.
Pengaturan Glikogenesis:
• Insulin: Hormon utama yang merangsang glikogenesis. Ketika kadar glukosa darah tinggi,
insulin dilepaskan oleh pankreas, mengaktivasi enzim glikogen sintetase dan
meningkatkan penyimpanan glikogen.
• Glukagon dan Adrenalin: Kedua hormon ini berfungsi sebaliknya, yaitu menghambat
glikogenesis dan merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) untuk
meningkatkan kadar glukosa darah dalam kondisi hipoglikemia atau saat aktivitas fisik.
• Status Energi Sel: Tingkat ATP dan UTP yang tinggi cenderung merangsang glikogenesis,
sedangkan tingkat AMP yang tinggi menunjukkan kebutuhan energi dan cenderung
menghambat glikogenesis.
Proses glikogenesis ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan energi dalam tubuh dan
memastikan bahwa ada cadangan glukosa yang dapat digunakan saat kadar glukosa dalam darah
menurun, seperti saat berpuasa atau dalam kondisi aktivitas fisik yang intens.
Glikogenolisis adalah proses pemecahan glikogen menjadi glukosa untuk memenuhi kebutuhan
energi dalam tubuh, terutama saat kadar glukosa darah rendah. Proses ini berlangsung terutama di
hati dan otot, di mana glikogen disimpan. Di hati, glukosa yang dihasilkan dilepaskan ke dalam
aliran darah untuk menjaga kadar glukosa darah, sementara di otot, glukosa yang dihasilkan
digunakan secara lokal untuk energi (Kenelly et al., 2018).