Page 22 - MODUL AJAR-fix_Neat
P. 22

4.  AMP sebagai Sinyal Energi Rendah: Ketika energi dalam bentuk ATP rendah di otot, kadar

                       AMP  meningkat.  AMP  langsung  mengaktifkan  glikogen  fosforilase,  bahkan  tanpa
                       fosforilasi  oleh  fosforilase  kinase,  untuk  segera  memecah  glikogen  dan  menghasilkan

                       glukosa-6-fosfat bagi otot untuk digunakan dalam glikolisis.
               Glikogenolisis merupakan proses penting yang diatur oleh berbagai hormon dan sinyal seluler

               untuk menjaga keseimbangan energi dalam tubuh. Di hati, glikogenolisis bertujuan untuk menjaga

               kadar glukosa darah, sementara di otot, proses ini menyediakan glukosa untuk produksi energi
               selama  aktivitas  fisik.  Regulasi  yang  ketat  memastikan  bahwa  glikogen  hanya  dipecah  ketika

               dibutuhkan, dan dihambat saat tubuh memiliki cukup glukosa.
               B.  Proses dan Pengaturan Siklus Asam Sitrat

               Siklus asam sitrat, juga dikenal sebagai siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat (TCA), adalah

               jalur metabolisme penting dalam respirasi seluler yang berlangsung di dalam mitokondria. Proses
               ini berfungsi untuk mengoksidasi asetil-KoA, yang berasal dari metabolisme karbohidrat, lemak,

               dan protein, menjadi karbon dioksida (CO₂) dan energi dalam bentuk ATP. Berikut adalah tahapan
               rinci dari proses siklus asam sitrat (Irawan, 2007):

                   1.  Kondensasi: Proses dimulai ketika asetil-KoA (2 karbon) bergabung dengan oksaloasetat
                       (4 karbon) melalui enzim sitrat sintase, membentuk sitrat (6 karbon). Reaksi ini adalah

                       langkah kunci dalam memasukkan karbon ke dalam siklus.

                   2.  Isomerisasi:  Sitrat  kemudian  diisomerisasi  menjadi  isositrat  melalui  enzim  akonitase.
                       Dalam proses ini, sitrat diubah menjadi cis-aconitate sebelum akhirnya menjadi isositrat.

                   3.  Dehidrogenasi dan Dekarboksilasi: Isositrat mengalami dehidrogenasi dan dekarboksilasi
                       yang  dikatalisis  oleh  enzim  isositrat  dehidrogenase,  menghasilkan  α-ketoglutarat  (5

                       karbon) dan mengeluarkan satu molekul CO₂. Pada tahap ini, NAD+ direduksi menjadi

                       NADH.
                   4.  Dekarboksilasi  Selanjutnya:  α-ketoglutarat  kemudian  mengalami  dekarboksilasi  lebih

                       lanjut dengan bantuan enzim α-ketoglutarat dehidrogenase, menghasilkan suksinil-KoA (4
                       karbon), CO₂, dan NADH. Ini adalah langkah penting dalam penghasilan energi.

                   5.  Pembentukan Suksinat: Suksinil-KoA kemudian dikonversi menjadi suksinat (4 karbon)

                       melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim suksinat tiokinase. Dalam proses ini, energi yang
                       dihasilkan digunakan untuk menghasilkan GTP (yang dapat diubah menjadi ATP).
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27