Page 27 - PENDIDIKAN SEKSUAL SERIES 2
P. 27
E. Perubahan Emosi dan Sosial
Masa pubertas tidak hanya membawa perubahan pada tubuh anak,
tetapi juga memengaruhi cara mereka merasa, berpikir, dan
berinteraksi dengan orang lain. Mereka mulai merasakan hal-hal baru
seperti suasana hati yang cepat berubah, keinginan untuk lebih
mandiri, serta mulai tertarik dengan lawan jenis. Semua ini
merupakan bagian normal dari proses tumbuh dewasa.
Remaja sering mengalami kesulitan dalam mengenali dan memahami
perasaannya sendiri, sehingga mereka juga belum tahu bagaimana
cara mengelola emosi tersebut dengan tepat. Ketika hal ini terjadi,
mereka mungkin menunjukkan perilaku seperti menarik diri, bersikap
agresif, atau meluapkan emosi secara tiba-tiba. Reaksi ini bukan
karena anak nakal, melainkan karena mereka belum mampu
mengendalikan emosinya secara penuh. Hal ini wajar terjadi dan
merupakan bagian dari proses perkembangan otak menuju
kedewasaan.
Perubahan emosi dan sosial juga dirasakan oleh remaja dengan
disabilitas intelektual, tetapi cara mereka memahami, merespons, dan
mengekspresikan perubahan ini bisa sangat berbeda dari remaja
lainnya. Mereka mungkin kesulitan mengenali perasaan dalam
dirinya, tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata, atau menunjukkan
emosi lewat perilaku seperti menarik diri, menangis, atau marah tiba-
tiba. Oleh karena itu, orang tua perlu lebih peka, sabar, dan aktif dalam
mendampingi anak memahami apa yang sedang mereka alami.
Dengan pendampingan yang penuh
empati dan komunikasi yang
disesuaikan dengan kemampuan
anak, perubahan ini bisa menjadi
kesempatan untuk menguatkan
hubungan emosional antara orang tua
dan anak, sekaligus melatih
keterampilan sosial dan pengelolaan
emosi anak sejak dini.
Parent As Teacher - series 2 23

