Page 14 - Bibliografi Beranotasi Karya E.F.E Douwes Dekker by Tim Penyusun (z-lib.org)
P. 14

tahunpun  telah saling berganti pula sampai tahun 1946
                pun mulai dimasuki. Ketika itu bukan saja Perang Dunia II
                di Eropa,  bahkan Perang Pasifik di wilayah Asia pun telah
                pula berakhir – bom atom telah menyebabkan Kaisar jepang
                menaikkan bendera putih.

                  Tanpa  disadari  berarti  telah  4½  tahun  ia  mendiami
                sebuah penjara di Suriname. Ketika itulah ia dipindahkan
                dari penjara yang dihuni bersama orang-orang Negro. Maka
                Bersama 136 tahanan lainnya yang berasal dari wilayah yang
                masih disebut Hindia Belanda – ia pun di bawa ke negeri
                Belanda.

                  Sesampainya di negeri leluhur ayahnya itu ia hanya
                mempunyai hasrat yang sangat terbatas saja— ia ingin kembali
                ke Indonesia, tanah airnya. Tetapi bagaimanakah hasrat  ini
                bisa tercapai? Di mata pemerintah Belanda ia adalah “orang
                yang berbahaya”, apalagi kalau ia telah dikembalikan ke
                wilayah yang telah bergolak, tetapi  masih disebut “Hindia
                Belanda” itu.  Bukankah di wilayah kepulauan  ini konflik
                bersenjata  telah  semakin  berkecamuk?  Tiba-tiba  Belanda,
                yang masih menganggap dirinya sebagai penguasa harus
                berhadapan  dengan  sebuah  fakta  yang  sederhana—rakyat
                yang mereka sebut “Hindia Belanda” itu telah menyatakan
                berdirinya “Negara Republik Indonesia”. Jadi mana mungkin
                pemerintah Belanda bisa mengizinkan kembalinya seseorang
                yang telah sejak lama menampilkan dirinya sebagai
                “nasionalis Indonesia” kembali ke wilayah yang disebutnya
                “tanah airnya”.
                  Tetapi siapakah yang bisa melawan takdir. Kebetulan saja
                pada waktu itu ada kapal, M.S. Weltevreden, yang akan
                berangkat ke Tanjung Priok, sedang berlabuh di Rotterdam.
                Tetapi apakah mungkin ia ikut kapal itu? Betapapun besar
                keinginannya untuk kembali ke tanah airnya, kemungkinan
                itu telah sejak awal  tertutup. Pemerintah Belanda tidak
                mungkin akan mengizinkan seorang pro-Republik Indonesia
                untuk kembali ke negeri yang sedang berada dalam kecamuk


        2   BIBLIOGRAFI BERANOTASI KARYA
            E.F.E DOUWES DEKKER
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19