Page 16 - Bibliografi Beranotasi Karya E.F.E Douwes Dekker by Tim Penyusun (z-lib.org)
P. 16
Pertimbangan Agung, penasehat pribadi Presiden dan
kemudian juga anggota dewan penasehat Delegasi Republik
Indonesia dalam perundingan dengan Belanda. Maka
janganlah heran kalau pada 19 Desember tahun 1948 – ketika
militer Belanda melancarkan agresi militer kedua--ia dan
istrinya, bersama-sama beberapa anggota pimpinan tertinggi
pemerintah Republik Indonesia, ditawan tentara Belanda.
Beberapa bulan kemudian sesuai dengan resolusi Dewan
Keamanan, PBB, ia dan para pemimpin Republik Indonesia
yang lain, dibebaskan. Sejak itu ia dan keluarganya berdiam
di kota Bandung.
Pada tanggal 28 Agustus 1950, ketika ia yang dilahirkan
di Pasuruan pada tanggal 8 Oktober 1879, meninggal dunia
di kota Bandung. Ia yang baru menginjak umur 70 tahun
ini –sesuai dengan pesannya yang terakhir— dimakamkan
secara Islam di Makam Pahlawan Cikutra, Bandung. Nanti–
duapuluh empat tahun kemudian—pada hari peringatan
Kebangkitan Nasional 20 Mei, 1974, Menteri Penerangan,
R.I. (Mr. Mashuri) secara resmi mengakui peranannya dan
beberapa tokoh pers nasional yang lain, sebagai Perintis Pers
Indonesia. Di beberapa kota-kota besar di Indonesia nama
Setiabudi pun dipakai sebagai nama jalan. Di Jakarta sebuah
kecamatan dinamai sesuai dengan namanya—Setiabudi.
Dan janganlah heran kalau di Belanda nama aslinya –E.F.E.
Douwes Dekker—dipakai juga sebagai nama jalan. Tetapi
siapakah sang tokoh ini sesungguhnya?
==========
Rekonstruksi sejarah, bahkan tidak pula jarang ingatan
kesejarahan kadang-kadang bisa aneh juga—tidak selamanya
kejadian yang lebih dahulu terjadi dikisahkan lebih awal.
Bahkan tidak jarang berbagai kejadian yang mungkin
telah terjadi lebih dahulu itu hanya diperlakukan sebagai
penjelasan dari satu atau rangkaian peristiwa yang sedang
dikisahkan. Jadi janganlah heran kalau nama seseorang
4 BIBLIOGRAFI BERANOTASI KARYA
E.F.E DOUWES DEKKER