Page 18 - Bibliografi Beranotasi Karya E.F.E Douwes Dekker by Tim Penyusun (z-lib.org)
P. 18

menyebut dirinya  Perhimpoenan Indonesia,  dengan landasan
                ideologis   Indonesia vrij nu   (Indonesia merdeka sekarang)
                dan menerbitkan majalah dengan nama Indonesia Merdeka.
                Sedangkan Douwes Dekker pindah ke Swiss, dengan
                isterinya.  Di  negara  ini  ia  mendaftar  di  Universitas  Zurich
                sampai akhirnya—konon dengan nilai yang ala kadarnya—
                berhasil juga mendapat gelar akademis,  doctor. Tetapi di
                negara  inipun  ia  terlibat  juga  dalam  politik—ia  ikut  saja
                dengan gerakan revolusioner India, sehingga ia diusir dan
                ditangkap di Hong Kong dan kemudian ditahan di Singapura.
                Setelah dua tahun di penjara maka tahun 1920 ia dibolehkan
                kembali ke  Hindia Belanda.
                  Barulah sejak kepulangannya yang kedua ini –kepulangan
                pertama waktu ia telah dibebaskan dari penjara oleh penguasa
                Inggris karena keterlibatannya dalam “pemberontakan bangsa
                Boer” (keturunan  Belanda 1899-1902)  di  Afrika Selatan  --
                ia mendirikan lembaga pendidikan,  Ksatrian Instituut  dan
                melanjutkan aktivitas dalam dunia pers. Meskipun terputus-
                putus , karena penyingkirannya ke luar negeri, tetapi memang
                sejak tahun 1900 ia telah menjadi  penulis kolom atau artikel
                atau bahkan editor surat kabar atau majalah. Sejak tahun
                itu ia telah menjadi penulis tetap dari Het Nieuws van den
                Daag, Bataviaasch Niewsblad, De Locomotief, Het Tijdschrift,
                De  Express (Bandung)  Indische  Vereeniging,  Insulinde,  De
                Voorpost   (Solo),  De Indier  (Semarang),  Indische Beweging
                (Semarang—bulanan—diterbitkan  oleh  Sarekat Hindia
                atau  Nationaal Indische Partij),  Jong Indonesia (Tahun I,
                nomor 1, Juli, 1927),  Sin Po, dan Bataviaasch Niewsblad
                dan sebagainya. Meskipun pada mulanya semua kolom
                atau artikel yang ditulisnya memakai bahasa Belanda tetapi
                kemudian  ia mulai juga menulis dalam bahasa Indonesia,
                seperti umpamanya tulisan yang dikirimnya ke surat kabar
                Pemandangan  pada tahun 1941, Salah satu tulisannya yang
                dimuat surat kabar yang tidak terlupakan berjudul “Hoe kan
                Holland het spoedigst zijn  kolonien verliezen”  (Bagaimana
                Belanda bisa segera kehilangan koloninya).



        6   BIBLIOGRAFI BERANOTASI KARYA
            E.F.E DOUWES DEKKER
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23