Page 22 - Flipbook Ernawati
P. 22

18







                                                           Adegan 2
                         Suasana hutan hening hanya nampak sosok Puccecang dan Pullando sedang
                         bercengkrama entah apa yang mereka bicarakan.
                         Puccecang     :  Meapai mating Pullando daingdi muita immating andeo”?
                         Pullando      :  “Apasanga namittule maioo iotia apa ioo diting”?
                         Puccecang     :  “Siapa tau muissangi hehe”
                         Tiba-tiba  muncul  sosok  pemburu  orang  asing  hendak  menangkap  mereka.
                         Namun demikian, mereka pun melakuakn siasat kesepakatan sehingga itu tidak
                         terjadi.
                         Pemburu       :  “Hahaha,  kalian  sudah  saya  tangkap  akhirnya  usai
                                         perburuanku”.
                         Puc dan Pul  :  “Tunggu dulu tuan, apakah dengan membunuh kami tuan sudah
                                         puas”.
                         Pemburu         “Maksud kamu apa”?
                         Pullando        “Daging  kami tidak enak kami terlalu kurus sudah beberapa
                                         hari tidak makan”.
                         Puccecang       “Apa lagi saya tuan kulitku kerempeng dan berbulu tuan jika
                                         menyantapku akan membuat tuan batuk-batuk heheh”’
                         Pemburu         “Jadi mau kalian apa”?
                         Pullando        Pullando memberikan isyarat kepada Puccecang “Bagaimana
                                         kalau tuan kami bawa menghadsap amraqdia”?
                         Puccecang     :  “Maraqdia kami orangnya labil, mudah terpengaruh, dan jika
                                         melihat dari tuan tuan punya segalanya yang kami butuhkan”.
                         Pullando      :  “Bagaimana tuan”?
                         Pemburu         (Berfikir sejenak)” Baiklah Puccecasng Pullandfo hahah saya
                                         suka saya suka”.
                                                           Adegan 3
                         Dikediaman Maraqdia
                         Maraqdia        “Meapai  rie  Joa,  nandiang  leba  mo  rie  apa-apaeee  napateng
                                         linor”.
                         Joa             “Cipur  tau  Puang  sa  indang  tau  sempat  malli  gogos  sicco
                                         miwassai ponna loka mapunangi tau”.
                         Maraqdia      :  “Iyaumo tia Joa sicco mapunang toa, kindona i Koris janda topa
                                         usanga nawassai ponnana loka”.
                         Tiba-tiba  datanglah  Pakkappung,  mereka  mengeluh  kelaparan.  Di  sela-sela
                         kebingunannya datanglah Pullando dan Puccecang…
                         Pullando      :  “Puangngu….taweee Puang”.
                         Maraqdia      :  “Ada  apa  Pullando,  mana  Puccecang  dan  siapa  yang
                                         bersamamu? (wajah penasaran)
                         Pullando      :  “Ada  Puang  selalu  stay  bersamaku  Puang..  heee  ini  puang
                                         sahabat saya Tuan yang baik hati”.
                         Joa           :  “Apa  bomo  Puccecang  Pullando  akttamu  inggana  indang
                                         macao pappinadingngu”?
                         Maraqdia      :  “Sabar  Joa  jangan  selalu  berprasangka  buruk  dengan  orang
                                         asing, bisa saja mereka datang mambawa pammase untuk kita
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27