Page 20 - Flipbook Ernawati
P. 20

16







                                                 PUCCECANG PULLANDO
                                                 Karya Rosmadiana Tammalele
































                                                                                                                             Sumber youtube

                        Suasana  di  tanah  lapang  nampak  kebun  pohon  pisang  yang  buahnya  sudah
                        menguning.  Anak-anak  di  kampung  menjadikan  kebun  pisang  tersebut  sebagai
                        taman untuk bermain. Konon pada masanya maraqdia di kampung antah berantah
                        antara hewan dan manusia hidup rukun.
                        Riuh rendah hiruk pikuk manusia berseliwerang dimana-mana, suara anak-anak
                        berceloteh  memulai  permainan  mereka,  mattewa,  manggatta,  mappucca,  dan
                        manjekka, (semua bahagia). Tiba-tiba seorang asing datang melakukan perburuan,
                        kampung itu sudah tidak aman.

                                                           Adegan 1
                                                (Muncul Sosok Tokoh Manusia)
                         Pemburu       :  “Ah….tempat  ini  sangat  cocok  sekali  bangun  sesuatu  atau
                                         tempat  yang  tentu  sangat  menguntungkan  ahahhahaha”.
                                         (sambil berlalu)
                         (Muncullah anak-anak yang sedang bermain majjeka mattewa,..)
                         Koris         :  “Inggae manginooe”!
                         Anak 2        :  “Mangino apai macoa”?
                         Tiba-tiba datanglah beberapa anak menyanyi.
                         Anak 3        :  “Diang kande-kandeu ee, sigaoo melo mie nah sinikooo
                                         mamppaia kindo gogos”
                         Anak (koor)  :  “Bengana  eee  (siwesomi,  nasirapaimi,  diangmo  melo
                                         mambuniang…”
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25