Page 129 - Modul Pelatihan Koperasi
P. 129

Indikator  karakter  kreatif  dapat  diamati  melalui  beberapa  aspek  kunci. Adapun

                   indikator  Karakter  Kreatif  (Gupta,  2007)  mencakup  kemampuan  berpikir  orisinal
                   (Original),  adaptabilitas  terhadap  perubahan  (Flexibility),  serta  kolaborasi  dalam  tim

                   (Fluency) dan menurut (Munandar, 2012) yang tidak kalah pentingnya adalah keterbukaan
                   terhadap pengalaman baru yang mencerminkan fleksibilitas dan adaptabilitas dalam hal

                   merincikan  suatu  gagasan  atau  ide.  Kemampuan  tersebut  dapat  diartikan  sebagai

                   kemampuan  elaborasi  (Elaboration).  Elaborasi  (Elaboration)  adalah  kemampuan
                   menambah atau merincikan hal-hal yang detail dari suatu objek, situasi atau gagasan.

                          Adapun penjelasan mengenai hal tersebut dapat dilihat pada keterangan di bawah
                   ini :

                   a)  Kemampuan berpikir orisinal (Original)
                              Kemampuan berpikir orisinal merupakan indikator penting dari karakter kreatif.

                       Gupta (2007) menegaskan bahwa kreativitas dimulai dari kemampuan menghasilkan

                       ide-ide  baru  yang  belum  pernah  ada  sebelumnya.  Berpikir  orisinal  melibatkan
                       pendekatan  yang  tidak  konvensional  dalam  memecahkan  masalah,  memungkinkan

                       individu melihat kemungkinan baru di luar cara berpikir tradisional.
                              Amabile (1996) menyebut bahwa orisinalitas berkaitan erat dengan kemampuan

                       mengakses dan mengintegrasikan pengetahuan secara inovatif. Individu yang berpikir

                       orisinal tidak hanya mencetuskan ide unik, tetapi juga mampu memadukan informasi
                       dari berbagai bidang untuk menghasilkan solusi baru.

                              Dalam  pendidikan,  berpikir  orisinal  dapat  diasah  melalui  metode  seperti
                       pembelajaran  berbasis  masalah  atau  studi  kasus,  yang  mendorong  siswa  berpikir

                       kreatif. Demikian pula di organisasi, suasana kerja yang mendukung eksperimen dan

                       kebebasan berekspresi sangat penting untuk merangsang kreativitas (Runco & Jaeger,
                       2012).

                              Lingkungan  yang  mendukung  juga  berperan  besar.  Hennessey  &  Amabile
                       (2010)  menekankan  pentingnya  kebebasan  berekspresi,  kolaborasi,  dan  keberanian

                       untuk gagal sebagai faktor pendorong berpikir orisinal. Inovasi besar sering kali lahir










                                                        129
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134