Page 55 - Raja Rokan
P. 55

“Apa  sebenarnya yang  mereka inginkan?”  bisik seorang
            penonton yang mengkhawatirkan keselamatan  pendekar dari
            Rokan.

                “Mungkin mereka tidak suka dengan kebesaran Raja Rokan
            dan hanya ingin mengganggu.”

                “Kita lihat saja. Bagaimana sikap anak buah perompak itu jika
            ketuanya kalah? Mereka akan takluk atau mengajak berperang.”

                “Hai, kawan! Jangan berlaku curang! Sebaiknya engkau
            menyerah saja atau  engkau ingin kami tangkap dan kami
            penjarakan!? Ayo, menyerahlah kamu daripada nanti menyesal!”

                Ketika mendengar perkataan pendekar wanita itu, kelompok
            perompak malu. Ia lalu membabi buta menyerang lawannya, “Hai!
            Sebaiknya kau kerja di dapur saja dan jangan ikut berbicara!”

                Para  pendekar wanita  merasa  geram  mendengar kata-kata
            kepala perompak itu.

                “Aku  tidak  peduli,  lebih baik  mati  daripada menanggung
            malu.”

                Perompak  itu  makin  nekat. Pendekar kerajaan  Rokan
            menyadari keadaan musuhnya. Tidak lama kemudian lemaslah si
            perampok itu. Dengan mudah pendekar dari Rokan merebut pisau
            dan melumpuhkan  Lawannya.  Perampok  itu  bertekuk  lutut  di
            hadapan pendekar dari Rokan. Pendekar itu segera mengangkat
            bahu musuhnya.

                “Kawan,  aku tidak  menganggap  engkau  musuhku. Engkau
            adalah kawanku.”

                Pendekar Kerajaan  Rokan mengajak  kepala  perampok
            itu  menghadap  raja.  Raja  tersenyum  puas  menyaksikan  hasil
            pertarungan  itu.  Ia  berjanji akan  memberikan  sebidang tanah
            untuk  kepala perampok  itu  agar digarap  bersama  kawan-
            kawannya.




                                         48
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60