Page 56 - Raja Rokan
P. 56
“Aku tidak menyita seluruh harta bendamu. Namun, aku ingin
engkau mematuhi peraturan kami. Setiap pendatang baru harus
menyerahkan seekor kerbau dan empat keping uang emas untuk
pembangunan negeri.”
Dengan senang hati, kepala perompak berjanji akan mematuhi
peraturan itu. Ia segera pergi menemui anak buahnya.
“Ah, kita tidak perlu menyerahkan harta kita. Dengan
kepandaianku, aku berhasil menipu mereka sehingga aku tidak
perlu menyerahkan harta itu.” Demikian ucapan Pendekar Ayam
Berkokok, si pembual itu.
Keesokan harinya, ia menghadap Raja Rokan untuk
menyerahkan segala persyaratan menjadi warga di kerajaan
Rokan. Raja menyuruh perampok itu berjanji. Ia tidak boleh
membuat keonaran di kerajaan itu. Jika mereka membuat keonaran
di Rokan, rakyat Rokan tidak akan segan-segan mengusir mereka.
Pendekar Ayam Berkokok terlihat patuh bersumpah di hadapan
raja.
Pada hari yang telah ditentukan seluruh rakyat kerajaan
Rokan berkumpul. Mereka menghadiri upacara pemberian gelar.
Hari itu para bangsawan dan tetua kampung di setiap daerah
baru akan dilantik. Mereka itu, antara lain, Datuk Nan Setia, Datuk
Singa, Datuk Diraja, Datuk Dalam, serta beberapa hulubalang
yang bergelar Sambal Seupih, Imbang Langit, Elang Laut, dan
Panglima Camping Beratah Mata Indah. Pendekar Ayam Berkokok
mendapat gelar Sapu Rantau. Ia sangat bangga dengan gelarnya
itu. Para wanita Kerajaan Rokan menggodanya.
“Sapu Rantau, awas kalau kau masih berlagak jagoan! Sapu
Rantau, sebenarnya kemarin cukup aku yang melawanmu!”
Ia hanya tertawa terpingkal-pingkal mendengar ejekan para
wanita itu.
49