Page 12 - Misteri Telaga Warna
P. 12

“Bukan. Bukan itu maksudku.”

                  “Lalu apa, Kakang?” desak permaisuri.

                  Mendengar desakan  itu,  Prabu  Swarnalaya  diam. Ia
            mencoba mengatur kata-kata.  Ia takut  permaisurinya itu

            merasa  tersinggung. Sesaat  kemudian,  ia  menghela  napas
            panjang.  Lalu, ditatapnya wajah Ratu  Purbamanah  yang

            cantik itu. Permaisuri itu tampak tersipu.

                  “Dinda, maksudku tadi begini,” kata Prabu Swarnalaya
            dengan hati-hati. “Kita ini ‘kan sudah lama berumah tangga.

            Hampir sepuluh tahun. Hidup kita juga sudah lumayan. Kita
            tidak pernah lagi mengalami kekurangan seperti dulu. Tapi,

            mengapa,  ya,  Tuhan  belum mau  melengkapi kebahagiaan
            kita,” lanjut sang Prabu.

                  “Maksud  Kakang apa?  Aku belum  mengerti,” tanya

            permaisuri penasaran.
                  “Dinda, orang-orang lain yang sudah berumah tangga

            umumnya ‘kan punya anak.  Kita  sudah  hampir  sepuluh
            tahun menikah, tapi mengapa belum juga dikaruniai putra,”

            lanjut Prabu Swarnalaya dengan nada sedih.

                  Sang Permaisuri  terharu dan sedih  mendengar
            pengakuan itu. Ia juga sudah lama memikirkan itu. Namun,

            selama ini ia tidak pernah menyampaikannya kepada sang
            Prabu. Ia tidak menyangka bahwa suaminya itu ternyata juga

            memikirkan hal yang sama.

                                          5
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17