Page 16 - Si Cantik dan Mentri Hasut
P. 16
la melihat ke dalam sungai, lalu bertanya kepada Citatah,
“Dalamkah air ini?”
“Cobalah tanyakan kepada yang berada di hadapan Tuan
hamba;” kata Citatah.
Mendengar jawaban Citatah, Mahsyud Hak tersenyum
karena yang dimaksudnya adalah tongkat yang dibawanya. la
menduga kedalaman air sungai dengan tongkatnya. Ternyata,
sungai itu tidak begitu dalam.
”Hanya sampai lututku saja,” kata Mahsyud Hak sambil
mendekatkan tongkat itu ke dekat kakinya. Mereka menyeberangi
sungai itu lalu melanjutkan perjalanan. Beberapa jam kemudian,
mereka mulai masuk ke dalam hutan. Segera Citatah memakai
payung agar tidak terkena duri dan kayu. Mahsyud Hak tersenyum
melihat kecerdikan caIon istrinya.
Tak berapa lama, mereka berjumpa sepohon jambu yang
buahnya banyak dan masak. Mahsyud Hak naik pohon jambu Itu.
la makan jambu itu dan sebagian disimpan dalam kain. Dari atas
pohon ia bertanya.
“Tuan hamba hendak makan jambu hangat atau dingin?”
”Hamba hendak makan buah jambu yang hangat”,
Mahsyud Hak segera menjatuhkan buah jambu ke dalam pasir.
Citatah mengambil buah jambu yang berjatuhan di pasir. Jambu
itu ditepuk-tepuknya untuk menghilangkan pasir. Kemudlan,
ia makan jambu hangat karena terkena pasir hangat. Setelah
makan, mereka melanjutkan perjalanan.
9